News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Dmitry Medvedev: Rusia akan Cegah Ukraina Gabung NATO, Perang akan Berlangsung Lama

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan pemimpin Rusia Dmitry Medvedev (kiri), sekutu Presiden Putin yang kini menjadi Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, mengunjungi pegunungan Prudboy di wilayah Volgograd, Rusia selatan, pada 1 Juni 2023. - Medvedev mengatakan Rusia akan mencegah Ukraina bergabung NATO dengan segala cara, termasuk prediksinya untuk memperpanjang perang.

TRIBUNNEWS.COM - Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev mengatakan Rusia akan mencegah Ukraina bergabung dengan NATO.

Selama ini, Rusia menuntut NATO agar menghormati keamanan di perbatasannya, namun Kremlin tidak bisa menahan perluasan wilayah NATO.

"Rusia terancam oleh potensi Ukraina untuk bergabung dengan NATO. Kami akan menghentikan ancaman Ukraina bergabung dengan NATO melalui satu atau cara lainnya," kata Dmitry Medvedev dalam artikel nasional Rusia di media Rossiyskaya Gazeta, Minggu (2/7/2023).

Komentar itu menentang anggapan Rusia yang disebut salah perhitungan untuk mencegah ekspansi NATO ke Ukraina, yang justru membuat Finlandia dan Swedia mengajukan keanggotaan pada NATO.

"Kedua negara nordik sudah bergabung dengan aliansi (NATO)," kata Medvedev.

"Padahal Rusia selalu meminta untuk tidak memperluas bagian ke bekas negara kita, terutama yang memiliki sengketa teritorial dengan kami," lanjutnya, dikutip dari RT.

Baca juga: Rusia Akui Pindahkan 700.000 Anak dari Zona Perang di Ukraina ke Wilayahnya

Medvedev berjanji, Rusia tidak akan menghentikan perang jika masih ada ancaman Ukraina untuk bergabung dengan NATO.

"Karena anggota NATO mengatakan, suatu negara tidak dapat bergabung dengan mereka jika terlibat dalam konflik bersenjata. Konflik dengan Ukraina akan permanen karena keberadaan Rusia dipertaruhkan," kata Medvedev memperingatkan.

Artikel itu merinci pandangan Medvedev tentang permusuhan di Ukraina dalam konteks konfrontasi geopolitik yang lebih luas.

Perang akan Berlangsung Lama

Orang-orang berjalan melewati bangunan komersial, yang rusak setelah serangan Rusia semalam di Odesa pada 14 Juni 2023, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. Setidaknya tiga orang tewas dan 13 lainnya luka-luka dalam serangan rudal Rusia di kota pelabuhan Ukraina selatan Odesa pada 14 Juni 2023, kata pihak berwenang. (Oleksandr GIMANOV / AFP)

Baca juga: Intelijen Ukraina Sebut Dinas Keamanan Rusia Ditugaskan Bunuh Bos Wagner

Dmitry Medvedev mengaku memiliki pandangan sendiri soal perang di Ukraina.

"Seseorang tidak perlu menjadi nabi untuk menyadari fase konfrontasi (di Ukraina) ini akan berlangsung selama beberapa dekade," prediksinya.

Menurutnya, perlu ada keseimbangan kekuatan global, di mana Ukraina tidak memiliki pandangan anti-Rusia seperti saat ini.

"Tatanan dunia yang seimbang akan membutuhkan perjanjian internasional baru yang mirip dengan Undang-Undang Akhir Helsinki tahun 1975 dan kemungkinan perombakan Perserikatan Bangsa-Bangsa," kata Medvedev.

Perjanjian tersebut merupakan elemen kunci dari detente AS-USSR (Uni Soviet), yang menguraikan komitmen para penandatangan untuk menjaga perdamaian, keamanan, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.

Ukraina Berharap Diundang ke KTT NATO

Dalam foto selebaran yang diambil dan dirilis oleh Layanan Pers Kepresidenan Ukraina pada 1 Juli 2023, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kanan) berjabat tangan dengan Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez sebelum pertemuan mereka di Kyiv. Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengatakan bahwa kunjungannya ke Kyiv pada hari pertama kepresidenan Spanyol di Uni Eropa menunjukkan komitmen "tegas" blok tersebut terhadap upaya Ukraina untuk bergabung dengan blok beranggotakan 27 negara tersebut.  (FOTO AFP /HO/LAYANAN PERS PRESIDEN UKRAINA)

Baca juga: Zelensky: Semua Orang Incar Nyawa Putin, Hanya Rusia yang Ingin Bunuh Saya

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, sebelumnya mengatakan harapannya kepada Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, yang berkunjung ke Kyiv pada Sabtu (1/7/2023).

Ia meminta dukungan Spanyol agar Ukraina diundang ke KTT NATO dan mengharapkan keanggotaan NATO.

"Kami yakin, hari ini ada semua alasan untuk memperpanjang undangan keanggotaan NATO untuk Ukraina," kata Presiden Zelensky.

Melalui wawancaranya dengan media Spanyol, El Pais, Zelensky berharap Ukraina diundang ke KTT NATO di Vilnius, Lithuania, pada 11-12 Juli 2023.

"Kami ingin menerima undangan (untuk bergabung dengan NATO) di (KTT NATO di) Vilnius," katanya, dikutip dari Kantor Kepresidenan Ukraina.

Menurutnya, NATO adalah jaminan keamanan terbaik dalam menghadapi invasi Rusia.

"Kami tidak punya alternatif lain," tegas Zelensky.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Rusia dan Ukraina

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini