News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hotel Tertua di Jepang Ini Ternyata Pernah Dikunjungi Banyak Orang Top Dunia

Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Hotel Kanaya di Nikko prefektur Tochigi, tertua di Jepang tetapi tetap terbaik kualitasnya di antara hotel yang ada saat ini.

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Hotel tertua di Jepang didirikan 1873 kini memperingati 150 tahun, Hotel Kanaya di Nikko prefektur Tochigi ternyata pernah dikunjungi banyak orang top dunia.

"Saya senang sekali Indonesia bahkan mungkin sudah 7 kali ke sana," papar Yoshiki Jigami General manager Kanaya Hotel Selasa lalu (18/7/2023) kepada Tribunnews.com.

Jigami yang berasal dari Nikko ingin para pengunjung tamu yang menetap di hotelnya dapat  menikmati masa tinggal  di kamar hotel dengan nyaman, "Tidak hanya orang kaya di Jepang, tetapi juga pengunjung dari luar negeri juga pernah menginap dan datang ke hotel ini," tambahnya.

Selain kita dapat menikmati fillet poiret dan kaviar buatan sendiri yang dibuat dengan bahan daging sapi Wagyu Tochigi yang langka serta Sake Tochigi, lingkungan hotel juga memang sangat indah. Tak heran pernah dikunjungi banyak tamu top dunia.

Didirikan pada tahun 1873, Nikko Kanaya Hotel adalah hotel klasik tertua di Jepang. Dia telah menghibur banyak orang asing, termasuk Einstein dan Helen Keller.

Diakuisisi oleh Tobu Railway pada tahun 2016. Idenya adalah untuk menarik wisatawan asing dengan memperbarui sejalan dengan layanan Spacia X.

"Dengan bertambahnya jumlah hotel mewah, menurut saya Nikko akan semakin menarik sebanding dengan peningkatan jumlah pelanggan tersebut."

Nikko bertujuan untuk menarik turis asing dari Asakusa dengan kereta ekspres barunya yang terbatas, Spacia-X karena hubungan antara Nikko dan turis asing sebenarnya memiliki sejarah yang panjang dan menarik.

Nikko Kanaya Hotel adalah hotel klasik tertua di Jepang. Telah menghibur banyak orang asing, termasuk Einstein dan Helen Keller

Dari akhir zaman Edo hingga awal zaman Meiji, Nikko menarik perhatian sebagai tempat peristirahatan musim panas bagi orang asing yang datang ke Jepang dari Eropa dan Amerika Serikat.

Pada tahun 1879, Menteri Dalam Negeri Hirobumi Ito mengundang mantan Presiden AS Grant untuk mengunjungi Jepang, dan hal itu diketahui dunia.

Setelah jalur Kereta Api Nasional Jepang dan Kereta Api Tobu dibuka, dan jumlah wisatawan dari Tokyo meningkat pesat. Perjalanan ke Nikko, yang dulunya fokus mengunjungi Kuil Toshogu, dikatakan telah menjadi resor musim panas dan tujuan wisata yang populer.

Industri pariwisata merosot akibat dampak Perang Pasifik, namun setelah perang menjadi kawasan peristirahatan GHQ, dan Kereta Api Tobu diminta oleh GHQ untuk mengoperasikan kereta khusus untuk Pasukan Sekutu.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini