TRIBUNNEWS.COM - Jenderal Abdourahmane Tchiani atau Omar Tchiani (62), kepala pengawal presiden Niger, telah menyatakan dirinya sebagai kepala pemerintahan transisi, menggantikan posisi Presiden Niger, Mohamed Bazoum.
Omar Tchiani menyebut dirinya adalah "Presiden Dewan Nasional Perlindungan Tanah Air" dalam siaran TV pada Jumat (28/7/2023).
Presiden terpilih Mohamed Bazoum telah ditahan oleh pemberontak militer sejak Rabu (26/7/2023) pagi.
Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri Niger telah melarang protes di tengah kerusuhan dan vandalisme di Niamey.
Omar Tchiani adalah jenderal yang pertama kali mengumumkan kudeta terhadap Presiden Niger bersama sembilan tentara pengawal presiden pada Kamis (27/7/2023).
Presiden Mohamed Bazoum diperkirakan dalam keadaan sehat, dan masih ditahan oleh pengawalnya sendiri, seperti diberitakan DW.
Baca juga: Profil Presiden Niger Mohamed Bazoum, Hadapi Pemberontakan Militer dan Dilengserkan dari Jabatannya
Jenderal Omar Tchiani telah memimpin pengawal presiden sejak 2011 dan dipromosikan menjadi jenderal pada 2018 oleh mantan Presiden Mahamadou Issoufou.
Omar Tchiani juga dikaitkan dengan upaya kudeta tahun 2015 terhadap mantan presiden, tetapi muncul di pengadilan untuk menyangkalnya.
Kudeta di Niger
Baca juga: Situasi di Niger Masih Kacau, Pro-Kudeta Bakar Markas Partai yang Berkuasa
Sebelumnya, Jenderal Omar Tchiani mengumumkan telah mencopot Presiden Niger, Mohamed Bazoum dari jabatannya pada Kamis (27/7/2023).
Presiden Niger, Mohamed Bazoum, ditahan di Istana Kepresidenen sejak Rabu (26/7/2023) pagi.
Jenderal Omar Tchiani kemudian mengumumkan untuk menutup perbatasan darat dan udara sampai situasi stabil, dikutip dari Al Jazeera.
Ia juga memberlakukan jam malam nasional mulai pukul 22.00 malam hingga 05.00 pagi hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Tentara pengawal presiden mengatakan, mereka akan memperhatikan kesejahteraan Presiden Niger Mohamed Bazoum.