Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sebelum Ikuko (X) menikah dengan Seiji Kihara, Wakil Kepala Sekretaris Kabinet yang juga orang dekat PM Jepang Fumio Kishida, dia menikah dengan Taneo Yasuda yang meninggal pada 10 April 2006 setelah ditusuk dengan pisau.
X diduga membunuh Taneo tapi polisi secara resmi mengumumkan sebagai bunuh diri. Seorang penyidik kepolisian yang mengusut kasus itu, Makoto Sato (64), melakukan jumpa pers Jumat (28/7/2023).
"Kihara ikut campur dalam penyelidikan pembunuhan Taneo yang disimpulkan secara terpaksa oleh kepolisian sebagai bunuh diri. Tapi saya yang ikut menyelidiki pembunuhan itu yakin sekali bunuh diri tetapi pembunuhan," papar Makoto Sato mantan penyelidik kepolisian Divisi pertama dalam jumpa persnya siang ini (28/7/2023).
Kasus tersebut kini terkenal dengan nama Skandal Kihara karena mengaitkan Kihara yang dipercaya sebagai tangan kanan PM Jepang Fumio Kishida.
"Saya tidak bisa memaafkan komisaris polisi ketika dia berbohong bahwa 'tidak ada kasus'. Saya berkonsentrasi pada kasus pembunuhan itu. Setelah saya memeriksanya, saya tidak bisa mengatakan bahwa tidak ada insiden. Saya pasti bisa mengatakan ini sebagai pembunuhan," tekan Sato lagi.
Sato bergabung dengan Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo pada tahun 1983. Ditugaskan ke Divisi Investigasi Pertama pada tahun 2004.
Dia telah menyelidiki hampir 100 pembunuhan dan kejahatan lainnya selama bertahun-tahun.
Dia pensiun dari Departemen Kepolisian Metropolitan pada tahun 2022, tetapi salah satu pekerjaan yang dia tangani selama masa jabatannya adalah menginterogasi istri Kihara, X tersebut.
Pada tanggal 10 April 2006, mantan suami X, Taneo Yasuda (28 tahun saat itu), ditemukan tewas dalam keadaan yang mencurigakan di rumahnya. Ayah kandung Yasuda, yang pertama kali menemukannya, berbicara tentang situasi yang hidup saat itu pada konferensi pers yang diadakan pada tanggal 20 Juli 2023.
"Saya tidak pernah berpikir akan menemukan anak saya di sana, benar-benar cacat. Dia berlumuran darah, terbaring dengan mata terbuka lebar. Darah berceceran sampai ke langit-langit, dua sampai tiga puluh sentimeter di atas paha kanannya. Pisau panjang ditemukan dengan rapi di lokasi kejadian."
Shukan Bunshun (dirilis 6 Juli) melaporkan keadaan tubuh Taneo berdasarkan komentar dari mereka yang terlibat dalam penyelidikan.
"Pisau itu tampaknya ditusuk dari atas ke tenggorokan, hanya sekali, dan lukanya mencapai dekat paru-paru. Penyebab kematiannya adalah kehilangan darah. Selain itu, dosis stimulan yang mematikan terdeteksi di tubuh Taneo. Namun saya sendiri yakin bukan karena terlibat narkoba," tekan Sato lagi.
Polisi menetapkan bahwa kejadian tersebut adalah bunuh diri karena penyalahgunaan obat perangsang, namun diperlakukan sebagai kasus yang belum terpecahkan, mengingat keluarga almarhum Yasuda tidak yakin sebagai bunuh diri. Tidak ada bukti apa pun selayaknya orang mau bunuh diri. Misalnya meninggalkan surat dan sebagainya.