Jembatan Kerch adalah salah satu yang terpenting.
Jika jembatan tidak berfungsi, bahkan untuk waktu yang singkat, ini akan memperumit tantangan logistik Rusia, aspek kunci dari fase awal serangan balik Ukraina.
Dari Anti-Rudal Hingga Lumba-lumba
Ledakan dahsyat Oktober lalu di jembatan itu - Rusia mengklaim sebagai bom truk besar, yang diorganisir oleh intelijen Ukraina - terjadi ketika Ukraina menekan pasukan Rusia untuk pergi dari kota Kherson.
Rusia juga memperbaiki kerusakan jembatan secara luar biasa cepat. Pada Desember, Jembatan Kerch sudah mulus kembali ditandai dengan melintasnya mobil Mercedes Benz kepresidenan Vladimir Putin di jembatan tersebut.
Laporan CNBC melansir, sejak itu, Rusia menggunakan langkah-langkah keamanan luar biasa untuk mengamankan Jembatan Kerch.
Pasukan keamanan akan memeriksa setiap kendaraan yang melintasi jembatan untuk mencari bahan peledak.
Pemeriksaan memakan waktu berjam-jam hingga membuat antrean panjang bagi mereka yang bepergian ke Krimea.
Selain pasukan darat, Rusia juga mengerahkan pertahanan anti-udara untuk mencegah serangan udara atau rudal di jembatan.
Untuk bagian bawah laut, Rusia mengerahkan pasukan lumba-lumba terlatih untuk melindungi armada Laut Hitamnya di Sevastopol.
Ukraina Raih Kemajuan Berarti
Pemerintahan Ukraina membantah berada di balik serangan-serangan ke Jembatan Kerch.
Pun, serangan pada 17 Juli ke jembatan tersebut berdampak pada raihan signifikan yang dicapai Ukraina.
BBC melansirt, serangan terakhir ditujukan untuk menyulitkan pasokan logistik dan persenjataan ke pasukan Rusia yang menduduki wilayah selatan Sungai Dnipro.
Pusat logistik Rusia di bagian selatan Ukraina tersebut telah berulang kali diserang menggunakan senjata jarak jauh yang dipasok oleh pendukung Barat Ukraina.
"Jika, tampaknya, Kyiv berada di balik serangan terbaru di jembatan Kerch ini, hal itu harus dilihat dalam konteks upaya Ukraina yang lebih luas untuk membebaskan daerah-daerah di selatan yang diduduki selama invasi Rusia skala penuh tahun lalu," tulis ulasan BBC.