Ia merujuk pada PM India Narendra Modi dan biksu Hindu Yogi Adityanath yang menjadi menteri utama di Uttar Pradesh, negara bagian terpadat di India.
Salah satu korban, Asgar Ali, adalah seorang penjual gelang yang sedang dalam perjalanan untuk mencari pekerjaan baru di Mumbai ketika penembakan itu terjadi, kata sepupunya Mohammed kepada CNN.
Baca juga: Imam Masjid Tewas setelah Massa Hindu Bakar dan Tembaki Masjid di India
Ali meninggalkan seorang istri dan empat anak.
“Kami belum mendengar banyak dari pihak berwenang,” tambahnya.
“Tapi saya yakin ini terjadi karena kami Muslim.”
Polisi telah menangkap pelaku tetapi motifnya belum dibeberkan, kata pihak berwenang.
Namun, politisi dan aktivis oposisi menyebut serangan itu adalah "kejahatan kebencian" yang menargetkan populasi minoritas Muslim di India.
Asaduddin Owaisi, anggota parlemen dan pemimpin partai politik All India Majlis-e-Ittehad-ul-Muslimeen menyebutnya sebagai “serangan teror yang secara khusus menargetkan Muslim.”
Anggota parlemen lain dan anggota partai Kongres oposisi utama India, Jairam Ramesh, mengatakan serangan itu adalah "pembunuhan berdarah dingin" yang merupakan hasil dari pemberitaan media dan pandangan politik yang terpolarisasi.
Pada hari Rabu, ratusan anggota dari kelompok ekstremis sayap kanan Hindu Bajrang Dal turun ke jalan di beberapa kota, termasuk Delhi.
Mereka membakar patung dan meneriakkan slogan menentang Muslim sebagai bentuk protes terhadap apa yang mereka sebut “jihad dan terorisme Islam.”
Kekerasan etnis telah berkecamuk di negara bagian timur laut Manipur selama dua bulan terakhir.
Baca juga: Cegah Kiamat Pangan, Singapura Rayu PM Narendra Modi Agar India Perlonggar Ekspor Beras
Modi tidak banyak berkomentar mengenai peristiwa itu.
Meningkatkannya kejahatan rasial
Masih mengutip cnn.com, sebuah studi oleh ekonom Deepankar Basu ada peningkatan kejahatan rasial sebesar 786 persen terhadap semua minoritas antara 2014 dan 2018, setelah kemenangan partai Modi, BJP dalam pemilu.