TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah 45 orang tewas dalam rangkaian operasi polisi di tiga negara bagian Brasil.
Operasi polisi di Kota Rio de Janeiro menewaskan 10 orang anggota geng pengedar narkoba pada Rabu (2/8/2023) pagi.
Penduduk mengatakan, tembakan senjata berat dimulai pukul 03.00 pagi waktu setempat.
Sementara di negara bagian timur, Bahia, 19 orang dilaporkan tewas antara Jumat (28/7/2023) dan Senin (31/7/2023) dalam bentrok di Kota Salvador.
Sementara itu, otoritas negara bagian di Sao Paulo mengkonfirmasi pada hari Rabu, jumlah korban tewas akibat operasi polisi yang sedang berlangsung di wilayah Baixada Santista telah meningkat menjadi 16 orang.
Baca juga: Bentrok di Penjara Ekuador Tewaskan 31 Orang, Narapidana Sandera 100 Sipir
Operasi Perisai
Rangkaian operasi ini dipicu oleh pembunuhan seorang anggota unit taktis polisi militer bernama Patrick Bastos Reis yang dilakukan oleh geng pengedar narkoba di Kota Guaraja pada Kamis (27/7/2023).
Tiga tersangka telah ditangkap dan satu tewas dalam konfrontasi dengan polisi pekan lalu.
Pada Minggu (30/7/2023) malam, Polisi Brasil melakukan operasi besar-besaran yang dijuluki "Operasi Perisai".
Mereka mengerahkan sekitar 600 petugas polisi.
Tersangka terakhir yang terlibat dalam kematian Patrick Bastos Reis, seorang anggota unit taktis polisi militer, ditangkap pada Rabu (2/8/2023) pagi.
Polisi mengatakan sejauh ini mereka telah menangkap 58 orang dan menyita 400 kilogram narkotika, serta 18 senjata, seperti dilaporkan Le Monde.
Baca juga: Demi Rawat Istri yang Berada dalam Kondisi Vegetatif, Pria Brasil Korbankan Semuanya Termasuk Karier
Penduduk mengatakan, adanya ancaman dan kasus penyiksaan dari polisi menjelang operasi itu.
“Kami telah menerima banyak pesan audio dari warga, tokoh masyarakat yang menyajikan serangkaian laporan pelanggaran yang dilakukan oleh polisi,” kata Claudio Aparecido da Silva, warga setempat kepada saluran TV GloboNews.
Menurut David Marques, koordinator proyek di Forum Brasil tentang Keamanan Publik, kasus seperti ini sering terjadi di Brasil.
“Kasus operasi 'balas dendam' ini cukup sering terjadi,” kata David Marques, seperti dilaporkan The Guardian.
Organisasi HAM mengecam tindakan polisi di Baixada Santista sebagai pembantaian bermotif balas dendam.
“Apa yang terjadi di Guarujá adalah pembantaian. Kematian itu disengaja. Negara bagian São Paulo harus menahan gelombang kekerasan ini,” kata Dimitri Sales, presiden dewan negara bagian untuk pembelaan HAM (Condepe), kepada penyiar GloboNews.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Brasil