Prigozhin secara langsung merespons dengan merujuk kutipan Nuland tentang "risiko terhadap kedaulatan Niger" bila tetap terkoneksi dengan Grup Wagner.
Terkait pernyataan Nuland, Prigozhin justru memuji para pejuangnya dan mencela langkah AS yang dia sebut berada di belakang ISIS dan Al-Qaeda.
"Saya bangga pada pasukan Wagner. (Hanya dengan) Memikirkan mereka (AS) membuat ISIS dan Al-Qaeda (sebagai pasukan) yang kecil, patuh, dan lembut," kata bos tentara bayaran itu.
"Dan AS telah mengakui pemerintah yang tidak diakuinya kemarin hanya untuk (meminta junta militer) menghindari pertemuan dengan Wagner PMC [Perusahaan Militer Swasta] di negara itu," kata Prigozhin.
Saat dimintai komentar, juru bicara Departemen Luar Negeri AS memberikan pernyataan.
"Kami telah melihat kelompok kriminal transnasional Wagner yang didukung Kremlin mengeksploitasi dan memperkuat ketidakstabilan di seluruh dunia, termasuk di Afrika," kata juru bicara itu kepada Newsweek.
"Kami tidak memiliki indikasi hingga saat ini (kalau) Grup Wagner (dalang) menghasut tindakan anggota pengawal Presiden Niger ini (kudeta), namun Yevgeny Prigozhin secara terbuka memuji langkah ini dan upaya penggulingan lainnya,".
Juru bicara itu menambahkan,
"Melalui dukungannya yang berkelanjutan terhadap Wagner, Rusia mendorong gerakan anti-demokrasi. Ke mana pun kami melihat Wagner pergi, kematian dan kehancuran mengikuti," kata dia.
Ucapan Selamat Atas Kudeta Niger
Beberapa hari setelah Bazoum digulingkan, Reuters melaporkan bahwa pesan yang diposting di Telegram yang memuji kudeta diyakini berasal dari bos Wagner Yevgeny Prigozhin.
Kantor berita itu tidak dapat memastikan bahwa itu adalah Prigozhin tetapi mengatakan "pembicara memiliki intonasi dan pergantian frasa yang sama dalam bahasa Rusia", diindikasikan sebagai pemimpin kelompok tentara bayaran Wagner.
Pembicara mengucapkan selamat kepada militer Niger karena telah "menyingkirkan penjajah" dan menawarkan untuk mengirim pejuang Wagner untuk membantu memulihkan ketertiban.
Meskipun tidak diyakini bahwa Wagner saat ini mempertahankan banyak kehadiran anggotanya di Niger, grup tersebut memiliki kontrak di negara-negara seperti Republik Afrika Tengah dan Mali.
Para analis telah memperingatkan bahwa Prigozhin dapat memanfaatkan gejolak di Niger.