News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sebelum Dibunuh, Capres Ekuador Fernando Villavicencio Ajukan Penyelidikan Korupsi Pejabat

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

(FILES) Mantan anggota Majelis dan sekarang calon presiden, Fernando Villavicencio, memberi isyarat di luar Kantor Kejaksaan Agung di Quito pada 8 Agustus 2023. Calon presiden Fernando Villavicencio ditembak mati pada 9 Agustus 2023 setelah rapat umum di Quito.

Fernando Villavicencio adalah mantan anggota parlemen Ekuador.

Ia merupakan anggota serikat pekerja di perusahaan minyak negara, Petroecuador.

Fernando Villavicencio kemudian menjadi jurnalis yang mengecam dugaan kerugian dalam kontrak minyak.

Nama Fernando Villavicencio tercatat sebagai satu dari delapan calon Presiden Ekuador yang akan mengikuti pemilu pada 20 Agustus 2023.

Orang-orang berlindung setelah tembakan dilepaskan pada akhir rapat umum calon presiden Ekuador Fernando Villavicencio di Quito, pada 9 Agustus 2023. Kandidat presiden Ekuador Fernando Villavicencio ditembak mati setelah mengadakan rapat umum di Quito pada Rabu malam, media setempat melaporkan, mengutip Menteri Dalam Negeri Juan Zapata. Tuan Villavicencio, seorang jurnalis berusia 59 tahun, adalah salah satu dari delapan kandidat dalam pemilihan presiden 20 Agustus. STRINGER / AFP (STRINGER / AFP)

Baca juga: Sosok Fernando Villavicencio, Capres Ekuador yang Ditembak Mati, Sempat Diancam Geng Narkoba

Sehari sebelum ditembak mati, Selasa (8/8/2023), ia mengajukan membuat pengaduan terhadap Jaksa Agung, Diana Salazar, untuk membuka tindakan pidana atas kejahatan penggelapan dana minyak dan kejahatan terorganisir seperti mafia kriminal.

Pengaduannya menyoroti penyimpangan dalam kontrak ladang minyak Ekuador di Shushufindi, Libertador dan Auca yang dikirim ke perusahaan transnasional seperti Schlumberger.

Menurutnya, pemerintah Correa merundingkan penyerahan 21 kontrak minyak untuk ladang-ladang paling penting, yang dikenal sebagai "permata di mahkota", yang dioperasikan oleh Petroecuador dan Petroamazonas.

“Secara khusus, saya merujuk pada ladang besar Shushufindi, Libertador, dan Auca. Mereka dikirim atas perintah (Rafael) Correa. Dia memberi perintah agar permata mahkota diserahkan kepada perusahaan transnasional. Ladang-ladang ini dikirim ke perusahaan Schlumberger," katanya, dikutip dari El Universo Spanish.

Ia mengatakan, lebih dari 70 persen pendapatan minyak dari ladang-ladang itu diambil oleh perusahaan transnasional dan Ekuador hanya mendapat sedikit bagian.

Menurutnya, kontrak-kontrak yang merusak itu mengurangi pendapatan minyak negara.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Fernando Villavicencio

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini