Fernando Villavicencio adalah mantan anggota parlemen Ekuador.
Ia merupakan anggota serikat pekerja di perusahaan minyak negara, Petroecuador.
Fernando Villavicencio kemudian menjadi jurnalis yang mengecam dugaan kerugian dalam kontrak minyak.
Nama Fernando Villavicencio tercatat sebagai satu dari delapan calon Presiden Ekuador yang akan mengikuti pemilu pada 20 Agustus 2023.
Baca juga: Sosok Fernando Villavicencio, Capres Ekuador yang Ditembak Mati, Sempat Diancam Geng Narkoba
Sehari sebelum ditembak mati, Selasa (8/8/2023), ia mengajukan membuat pengaduan terhadap Jaksa Agung, Diana Salazar, untuk membuka tindakan pidana atas kejahatan penggelapan dana minyak dan kejahatan terorganisir seperti mafia kriminal.
Pengaduannya menyoroti penyimpangan dalam kontrak ladang minyak Ekuador di Shushufindi, Libertador dan Auca yang dikirim ke perusahaan transnasional seperti Schlumberger.
Menurutnya, pemerintah Correa merundingkan penyerahan 21 kontrak minyak untuk ladang-ladang paling penting, yang dikenal sebagai "permata di mahkota", yang dioperasikan oleh Petroecuador dan Petroamazonas.
“Secara khusus, saya merujuk pada ladang besar Shushufindi, Libertador, dan Auca. Mereka dikirim atas perintah (Rafael) Correa. Dia memberi perintah agar permata mahkota diserahkan kepada perusahaan transnasional. Ladang-ladang ini dikirim ke perusahaan Schlumberger," katanya, dikutip dari El Universo Spanish.
Ia mengatakan, lebih dari 70 persen pendapatan minyak dari ladang-ladang itu diambil oleh perusahaan transnasional dan Ekuador hanya mendapat sedikit bagian.
Menurutnya, kontrak-kontrak yang merusak itu mengurangi pendapatan minyak negara.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Fernando Villavicencio