“Butuh waktu berminggu-minggu untuk menyatukan pasukan regional,” tambahnya, dikutip dari TASS.
Anggota ECOWAS, Mali dan Burkina Faso yang ditangguhkan, telah bersumpah intervensi militer terhadap Niger akan dilihat sebagai deklarasi perang terhadap mereka.
Presiden Institut Kebebasan Afrika, Franklin Nyamsi, memperingatkan pekan lalu dalam sebuah wawancara RT, ECOWAS dapat memicu "perang dunia Afrika" jika mencoba untuk menghapus pemerintah militer Niger dengan paksa.
Sementara itu, Nigeria, Senegal, dan Pantai Gading termasuk di antara anggota ECOWAS yang menuntut pemulihan pemerintahan Niger sebelumnya.
Kudeta Militer di Niger
Baca juga: Perang Besar Afrika di Depan Mata, Junta Militer Niger Tutup Akses, Staf Kedutaan AS Angkat Kaki
Pada 26 Juli 2023, sekelompok tentara dari Pengawal Presiden Niger melancarkan kudeta dan mengumumkan bahwa Presiden Mohamed Bazoum digulingkan.
Dewan Nasional untuk Perlindungan Tanah Air (Conseil national pour la sauvegarde de la patrie, CNSP) dibentuk untuk mengatur negara dan dipimpin oleh Jenderal Abdurahmane Tchiani.
Presiden Mohamed Bazoum masih dalam tahanan di kediamannya, namun bisa berbicara dengan para pemimpin dan perwakilan negara lain melalui telepon.
Para pemimpin Komunitas Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS), yang juga menjadi anggota Niger, menuntut agar Presiden Mohamed Bazoum dibebaskan selambat-lambatnya 7 Agustus 2023.
Karena permintaan tidak dipenuhi tepat waktu, ECOWAS bertemu lagi pada 10 Agustus 2023 untuk membahas langkah selanjutnya.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Niger