Laporan Wartawan Tribunnews, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPORE – Pemerintah Singapura memutuskan untuk memangkas sedikit perkiraan pertumbuhan ekonomi 2023 setelah berhasil terhindar dari jurang resesi pada kuartal II (April-Juni) tahun ini.
Data terbaru yang dirilis oleh Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura (MTI) menunjukkan Produk Domestik Bruto (PDB) negara itu tumbuh 0,1 persen pada kuartal II 2023, lebih lambat dari pertumbuhan 0,3 persen yang terlihat dalam perkiraan awal pemerintah.
Kemudian output dan ekspor industri Singapura juga telah turun selama sembilan bulan berturut-turut, sehingga meningkatkan risiko penurunan yang berkepanjangan.
Baca juga: INDEF: Indonesia Hadapi Tantangan Pertumbuhan Ekonomi di Kuartal III 2023
“Manufaktur akan tetap lemah, tertahan oleh penurunan yang berlarut-larut di bidang elektronik, sementara sektor keuangan dan asuransi kemungkinan akan melemah,” kata MTI.
Lantas, MTI mengambil langkah untuk mempersempit perkiraan pertumbuhan ekonomi Singapura tahun ini menjadi 0,5 persen hingga 1,5 persen dari perkiraan sebelumnya 0,5 persen hingga 2,5 persen.
Meski telah memutuskan untuk menurunkan prospek pertumbuhan ekonomi tahun ini, MTI mengungkapkan ada sisi positif dibalik keputusan itu, di mana sektor yang digerakkan oleh konsumen dan pariwisata mulai bangkit pasca pandemi Covid-19.
Di samping itu, Singapura juga mengharapkan pemulihan secara moderat pada paruh kedua tahun ini, didukung oleh sektor pariwisata dan konsumsi sebagai pondasi dalam pertumbuhan ekonomi.