TRIBUNNEWS.COM - Orang-orang bersenjata dari kelompok bersenjata ISIL (ISIS) menyergap sebuah bus yang mengangkut tentara Suriah.
Sedikitnya 20 tentara tewas dan beberapa di antaranya terluka, lapor Al Jazeera.
Serangan itu terjadi di jalan sepanjang gurun dekat kota Mayadeen, provinsi Deir Az-Zor - wilayah yang berbatasan dengan Irak.
Belakangan, mucul perbedaan jumlah korban yang dilaporkan terkait serangan daerah yang berupa gurun tersebut.
Pada Jumat (11/8/2023), Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris melaporkan ada 26 tentara Suriah yang tewas dan 10 lainnya terluka.
"Puluhan tentara (lainnya) hilang setelah orang-orang bersenjata mengepung bus dan melepaskan tembakan dalam serangan paling mematikan sepanjang tahun ini oleh ISIS," kata Observatorium.
Baca juga: Serangan Rudal Israel di Dekat Damaskus Tewaskan 4 Tentara Suriah
Kelompok aktivis Suriah lainnya mengatakan total 20 tentara Suriah tewas dan sisanya mengalami luka-luka.
Dalam sebuah pernyataan yang dibagikan di saluran Telegramnya, ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Tidak ada komentar segera dari tentara atau pemerintah Suriah.
Serangan ISIS Jauh Lebih Berani
Menurut Kepala Observatorium, Rami Abdurrahman, serangan ISIS di zona gurun luas yang pernah mereka kendalikan menjadi lebih berani dan berdarah dalam beberapa bulan terakhir.
"ISIS baru-baru ini meningkatkan serangan militernya yang mematikan, tujuannya untuk menyebabkan kematian sebanyak mungkin," ucapnya.
Dengan demikian, ISIS "mengirim pesan yang ditujukan untuk menunjukkan bahwa grup tersebut masih aktif dan kuat meskipun menjadi sasaran para pemimpinnya”.
Baca juga: Sosok S Terduga Teroris yang Ditangkap Densus 88 di Boyolali: Murid Doktor Azahari-Simpatisan ISIS
Pemimpin Baru ISIS
Kelompok itu menunjuk Abu Hafs al-Hashimi al-Qurashi sebagai pemimpin barunya bulan ini.
ISIS juga pertama kalinya mengkonfirmasi kematian mantan pemimpinnya Abu Hussein al-Husseini al-Qurashi, yang menurut Turki telah dibunuh pada bulan April.
ISIS menguasai sebagian besar wilayah Suriah dan Irak, tempat mereka mendeklarasikan kekhalifahan pada Juni 2014.
Seiring waktu, mereka kehilangan sebagian besar wilayahnya dan dikalahkan di Irak pada 2017 dan dua tahun kemudian di Suriah. CBS News
Pada Maret 2019, ISIL kehilangan wilayah terakhir yang dikuasainya di Suriah karena serangan balasan pimpinan Kurdi yang didukung oleh koalisi pimpinan AS.
Baca juga: ISIS Umumkan Kematian Khalifah Keempat
Provinsi gurun Deir Az Zor yang luas terbagi dalam kendali antara pasukan Suriah, yang didukung oleh Iran dan Rusia, dan pejuang pimpinan Kurdi, yang didukung oleh Amerika Serikat.
Sasaran ISIS termasuk warga sipil dan pejuang yang dipimpin Kurdi serta pasukan pemerintah dan sekutu pejuang pro-Iran.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)