TRIBUNNEWS.COM - Jumlah kasus baru Covid-19 yang dilaporkan di seluruh dunia meningkat 80 persen pada bulan lalu, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Jumat (11/8/2023).
Dikutip dari Straits Times, pada bulan Mei sebelumnya, WHO menyatakan bahwa Covid bukan lagi darurat kesehatan global.
Tetapi WHO memperingatkan bahwa virus akan terus beredar dan bermutasi, menyebabkan lonjakan infeksi, rawat inap, dan kematian.
Dalam pembaruan mingguannya, badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tersebut mengatakan bahwa negara-negara melaporkan hampir 1,5 juta kasus baru dari 10 Juli hingga 6 Agustus.
"Meningkat 80 persen dari 28 hari sebelumnya," lapor WHO.
Namun, jumlah kematian turun 57 persen menjadi 2.500.
Baca juga: Gelombang Covid-19 Baru Landa AS, Apa Itu Subvarian EG.5?
Menurunnya Pengujian dan Pemantauan
WHO memperingatkan bahwa jumlah kasus dan kematian yang dilaporkan tidak mencerminkan jumlah yang sebenarnya.
Sebagian karena negara-negara melakukan jauh lebih sedikit pengujian dan pemantauan dibandingkan pada tahap awal pandemi.
"Banyak kasus baru datang di wilayah Pasifik Barat, yang mengalami lonjakan infeksi hingga 137 persen," kata WHO.
Beberapa negara di Belahan Bumi Utara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Jepang telah mengalami peningkatan kasus musim panas dalam beberapa pekan terakhir.
Para ahli telah menyarankan, bahwa pertemuan dan perjalanan musim panas, penurunan kekebalan dan sub-varian baru mungkin semuanya berperan dalam peningkatan tersebut.
Sub-varian Omicron EG.5
Pada Rabu (9/8/2023), WHO menetapkan sub-varian Omicron EG.5 sebagai “variant of interest” setelah prevalensinya terus meningkat.