TRIBUNNEWS.COM - Diduga wilayah Amhara, Ethiopia, Afrika timur menjadi sasaran serangan udara.
Sedikitnya 26 orang tewas dalam serangan itu, kata seorang pejabat rumah sakit setempat.
Ia menjelaskan serangan diduga menghantam pusat Kota Finote Selam pada Minggu (13/8/2023).
"Empat orang meninggal di rumah sakit dan 22 lainnya meninggal di tempat kejadian atau saat perjalanan ke rumah sakit," terang pejabat yang tidak mau menyebutkan namanya.
"55 orang dirawat karena menderita luka akibat ledakan itu," imbuhnya.
Baca juga: Kisah Ratu Victoria Inggris Adopsi Pangeran Alemayehu dari Ethiopia setelah Perang Magdala
Konflik yang berlangsung di tanah Afrika timur ini sudah cukup lama berlangsung.
Pekan lalu, lapor Al Jazeera, pasukan federal mendorong milisi Fano keluar dari sebgian besar kota di Amhara.
"Bentrokan terus berlanjut di sisi utara kota tersebut," kata Komisi Hak Asasi Manusia Ethiopia (EHRC) dalam sebuah pernyataan.
Pemerintah federal telah mengumumkan keadaan darurat sejak 4 Agustus 2023.
Baca juga: Pangeran Ethiopia Alemayehu: Mengapa Istana Buckingham menolak mengembalikan jasad sang pangeran
Bagaimana serangan bisa terjadi?
Rupanya, pertempuran itu dipicu oleh klaim milisi Fano yang menyebut pemerintah federal berusaha melemahkan pertahanan Amhara.
Pemerintah Ethiopia membantah tuduhan Fano.
Juru bicara pemerintah, militer dan Perdana Menteri Abiy Ahmed tidak menanggapi permintaan komentar dari kantor berita Reuter tentang dugaan serangan udara atau pernyataan EHRC.
Tanggapan EHRC
Dalam pernyataannya pada hari Senin, EHRC mengatakan telah menerima laporan yang kredibel bahwa serangan dan penembakan di Finote Selam dan kota-kota lain telah mengakibatkan korban sipil.
Laporan tidak menentukan kapan peristiwa ini terjadi.
Pernyataan EHRC mengatakan para penyelidiknya telah mendokumentasikan berbagai insiden sejak konflik dimulai, termasuk pembunuhan pengunjuk rasa yang memblokir jalan, penjarahan senjata dan amunisi dari kantor polisi dan penjara, dan penargetan pejabat pemerintah daerah Amhara
Di ibu kota Amhara, Bahir Dar, warga sipil tewas di jalan atau di luar rumah mereka, kata EHRC, seperti dikutip News24.
Baca juga: Dimakamkan di Inggris, Istana Buckingham Tolak Kembalikan Jasad Pangeran Alemayehu dari Ethiopia
EHRC menambahkan bahwa ada laporan yang dapat dipercaya tentang "banyak korban sipil" di Gondar, kota terbesar kedua di kawasan itu, dan pembunuhan di luar hukum oleh pasukan keamanan di Shewa. Robit.
Di Addis Ababa, ibu kota Ethiopia, juga terjadi penangkapan luas terhadap warga sipil asal etnis Amhara, katanya.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)