Ada beberapa teori kenapa laut tersebut disebut Laut Hitam.
Nama Laut Hitam diyakini diberikan oleh Turki pada abad pertengahan.
Dokumen sejarah menunjukkan bahwa, selama periode Kekaisaran Ottoman, Laut Hitam disebut dengan nama-nama seperti Bahr-e Siyah atau Karadeniz, yang berarti "Laut Hitam" dalam bahasa Turki Ottoman.
Selain itu, ada alasan dibalik penyebutannya.
Menurut salah satu argumen, badai selama musim dingin membuat air di Laut Hitam tampak hitam, sehingga para pelaut menyebutnya sebagai Laut Hitam.
Teori lain menyatakan bahwa benda-benda yang tenggelam di air mendapatkan lumpur hitam yang menutupi setelah jangka waktu tertentu.
Penemuan benda-benda semacam itu di seberang laut mungkin menjadi alasan di balik namanya.
Adakah Kehidupan di Laut Hitam?
Walau kandungan oksigennya tergolong rendah di kedalaman lebih dari 180 meter, namun laut ini masih berpenghuni.
Melansir dari situs Black Sea Education dan Kompas.com (19/6/2021), beberapa makhluk hidup masih bisa ditemui di perairan ini.
Tingkat salinitas (kadar garam air laut) yang kurang dari 20 persen, menyebabkan keanekaragaman hayati di perairan Black Sea tergolong rendah.
Faktor penyebab lainnya adalah karakteristik airnya yang kurang asin dan kurang padat, serta suhunya hampir sama seperti suhu udara, hangat di musim panas dan dingin di musim dingin.
Bagian perairan dengan kedalaman lebih dari 200 meter hanya bisa dihuni oleh bakteri anaerob yang menghancurkan sisa kehidupan di lapisan atasnya.
Tak ada ikan ataupun ganggang yang bisa hidup di kawasan tersebut karena sama sekali tidak ada oksigen.
Untuk bagian perairan yang lebih dangkal atau dekat dengan garis pantai, bisa ditemui makhluk hidup berupa kepiting, moluska, ikan bentik, dan beberapa spesies ikan lainnya.