Zelensky Kritik Nasionalisme Orang Ukraina: Kita Lagi Perang Lawan Rusia, Jangan ke Bar!
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengkritik rasa nasionalisme sebagian warga sipil Ukraina yang dia nilai tidak menunjukkan solidaritas.
Sementara sejumlah tentara Ukraina mempertaruhkan nyawa mereka di garis depan dalam konflik melawan Rusia, Zelensky menilai banyak warga Ukraina yang menunjukkan sikap tidak acuh.
Baca juga: Menteri Pertahanan Rusia Datang ke Lokasi Pertempuran, Periksa Lapis Baja Barat yang Ditangkap
“Ukraina sedang berperang. Dan mereka yang tidak berjuang di garis depan harus membantu berjuang. Bukan di bar, bukan di klub, bukan dengan balap jalanan atau semacam konsumsi yang berlebihan, tetapi dengan membantu para pejuang dengan cara yang sangat spesifik. paling tidak,” kata Zelensky, Senin (14/8/2023) dalam pidato video malamnya.
Presiden Ukraina itu menambahkan bahwa mengalahkan Rusia adalah musuh bersama.
Rasa nasionalisme dan dukungan buat para pejuang Ukraina “pantas untuk melihat dan merasakan” dukungan penuh dari warga di kota-kota Ukraina.
“Semua adrenalin negara, semua emosi negara, semua kekuatan negara harus ada – dalam pertempuran demi negara,” lanjutnya.
Komentar Zelensky muncul setelah dia menyelesaikan kunjungan ke beberapa unit militer yang ditempatkan di garis depan Donetsk – termasuk unit 'Azov' dan 'Aidar' yang disebut-sebut pihak Rusia sebagai resimen 'Neo Nazi' yang dianggap sangat kejam.
Kunjungan Zelensky tersebut dikatakan guna meningkatkan moral pasukan.
Selain itu, Zelensky juga berdiskusi tentang topik-topik penting, seperti bagaimana para komandan dapat menjadi lebih baik. mengelola dan "memotivasi" personel mereka.
Ngamuk Karena Korupsi Terjadi Saat Perang
Awal bulan ini, Volodymyr Zelensky juga mengekspresikan kemarahannya atas skandal korupsi yang ditemukan oleh audit pusat perekrutan militer negara itu.
Penyelidikan menemukan konspirasi skala besar yang membentang dari Kiev ke 11 wilayah lain di Ukraina.
Korupsi terjadi di pusat-pusat perekrutan militer, di mana surat medis palsu yang menerangkan ketidakcakapan medis dijual-belikan ke para wajib militer Ukraina yang ingin menghindari wajib militer.
Kiev telah merekrut sejumlah gelombang rekrutan ke dalam angkatan bersenjatanya sejak konflik dengan Rusia dimulai pada Februari 2022.
Pada akhir Juni, dengan puluhan ribu tentara tewas dalam serangan balasan terhadap pasukan Rusia, pusat-pusat perekrutan di beberapa wilayah berhenti mengirimkan panggilan individu.
Sebagai gantinya mengeluarkan perintah menyeluruh untuk semua pria usia militer untuk melapor untuk bertugas.