Rusia Keluarkan Surat Panggilan Militer Bagi Warganya, Bersiap Perang Habis-habisan di Ukraina?
TRIBUNNEWS.COM - Kantor pendaftaran militer di seluruh Rusia telah mulai mengirimkan panggilan ke warga mereka, Rabu (16/8/2023).
Hal ini memicu kekhawatiran kalau Kremlin sedang mempersiapkan gelombang mobilisasi baru untuk serangan besar ke Ukraina.
Kantor berita independen Avtozak dan Govorit NeMoskva, melaporkan, surat panggilan itu dikirim ke penduduk di wilayah Ulyanovsk dan Perm Rusia tengah, serta di Krasnoyarsk, Kemerovo, dan Chelyabinsk Siberia.
Foto surat panggilan militer itu dibagikan di aplikasi perpesanan Telegram.
Baca juga: Serangan Balik Ukraina ke Rusia Gagal, Zelensky Punya 2 Pilihan Mustahil: Menyerah atau Kalah Telak
Laporan menyebut, para penerima surat panggilan militer mengaku kalau mereka tidak dipanggil untuk langsung masuk wajib militer tetapi diminta hadir di kantor perekrutan untuk pemutakhiran data pribadi mereka.
Setidaknya dalam satu kasus, petugas pendaftaran di Ulyanovsk menawarkan kontrak Kementerian Pertahanan kepada mereka yang hadir.
Seperti diketahui, Kantor pendaftaran Militer di Rusia dapat memanggil mereka yang memenuhi syarat untuk kedinasan militer untuk memverifikasi data pribadi mereka, termasuk status perkawinan, pendidikan, dan tempat tinggal.
Tidak hadir akan didenda antara 500-3.000 rubel (5-30 dolar AS).
Serangkaian pengiriman panggilan Militer baru-baru ini dikeluarkan untuk memverifikasi ulang data para warga yang memenuhi syarat kedinasan militer.
Hal itu guna memperbarui sistem pemanggilan yang sebelumnya menggunakan kertas, menjadi panggilan secara online.
Militer Rusia dilaporkan merombak total sistem draf militer setelah musim gugur ini.
Bersama dengan undang-undang baru yang melarang wajib militer meninggalkan Rusia setelah mereka menerima panggilan daring, langkah hukum baru-baru ini yang memperketat rancangan aturan telah memicu kekhawatiran bahwa Kremlin mungkin bersiap untuk memobilisasi lebih banyak orang untuk berperang di Ukraina.
Kremlin mengatakan tidak mengetahui rencana untuk meluncurkan mobilisasi kedua.
Pihak berwenang belum secara resmi mengomentari laporan terbaru tentang surat panggilan yang dikirim.
Polisi di St. Petersburg, sementara itu, melaporkan mereka telah menangkap dan menyerahkan 100 orang naturalisasi Rusia yang tidak mendaftar ke otoritas militer ke kantor pendaftaran.