News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sirene Tidak Dibunyikan saat Kebakaran di Maui Hawaii, Pejabat yang Bertanggung Jawab Kini Berhenti

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Screengrab ini diperoleh pada 17 Agustus 2023, milik County of Maui menunjukkan Herman Andaya, kepala Badan Manajemen Darurat Maui pada 14 September 2021. Sempat membela diri mengapa tak membunyikan sirene saat terjadi kebakaran, pejabat darurat Maui Hawaii kini mengundurkan diri.

TRIBUNNEWS.COM - Pejabat tinggi manajemen darurat Maui Hawaii mengundurkan diri pada Kamis (17/8/2023), hanya satu hari setelah ia menjelaskan mengapa sirene peringatan tidak dibunyikan saat terjadi kebakaran.

Dilaporkan nbcnews.com, pengunduran diri Herman Andaya, administrator Badan Manajemen Darurat Maui, berlaku saat itu juga, kata seorang juru bicara pemerintahan Maui.

Dengan alasan kesehatan, Herman Andaya mengajukan pengunduran dirinya dan Walikota Richard Bissen menerimanya, kata Maui County dalam sebuah pernyataan Kamis.

“Mengingat beratnya krisis yang kita hadapi, saya dan tim saya akan menempatkan seseorang di posisi kunci ini secepat mungkin dan saya berharap dapat segera mengumumkannya,” kata Bissen.

Kebakaran hutan yang menghancurkan kota bersejarah Lahaina di Maui Barat pada 8 Agustus, menewaskan lebih dari 100 orang.

Ribuan bangunan juga hancur, banyak di antaranya perumahan penduduk.

Baca juga: Senin Depan Presiden AS Biden Kunjungi Lokasi Kebakaran Hutan Kota Lahaina Hawaii

Banyak warga melarikan diri dari api tanpa banyak membawa harta benda mereka.

Peringatan darurat yang harusnya terkirim ke handphone masing-masing penduduk, juga tidak semua tercapai karena listrik padam sejak pagi itu.

Andaya mengatakan, dia memutuskan untuk tidak membunyikan sirene saat api mendekat, karena dia khawatir penduduk pesisir akan melarikan diri ke pedalaman atau pegunungan, tempat sumber api berada.

“Masyarakat dilatih untuk mencari tempat yang lebih tinggi jika sirene dibunyikan,” ucapnya, menekankan bahwa sirene biasanya digunakan terutama untuk peringatan tsunami.

“Kalau malam itu kami membunyikan sirene, kami takut orang-orang akan pergi 'mauka',” kata Andaya, menggunakan kata yang berarti 'ke lereng gunung'.

"Dan jika itu terjadi, maka mereka justru akan pergi ke dalam api," lanjutnya.

Andaya mengatakan, protokol lainnya untuk memperingatkan penduduk adalah dengan mengirim pesan ke ponsel dan melalui televisi dan radio.

Catatan menunjukkan, Andaya kerap meremehkan penggunaan sirene, setelah berulang kali menyebutnya sebagai "upaya terakhir".

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini