Pada pertemuan tahun 2020, Andaya melaporkan bahwa hanya 58 dari lebih dari 70 sirene di pulau itu yang berfungsi.
Ia mengatakan bahwa proses untuk memperbaiki sirene memakan waktu dan ada cara lain untuk memberi tahu publik saat terjadi keadaan darurat.
Baca juga: Satu Rumah WNI Ludes Dilalap Si Jago Merah, Hawaii Tetapkan Situasi Darurat
Seorang petugas pemadam kebakaran menjawab bahwa sirene masih penting selama keadaan darurat besar, ketika listrik dan telepon mungkin padam.
“Maaf, saya tidak bermaksud merendahkan nilai sirene,” kata Andaya saat itu.
"Saya sangat setuju dengan Anda, Chief, bahwa sirene itu penting."
Kebakaran Masih Berlanjut
Mengutip CNN.com, kobaran api yang paling merusak, yakni kebakaran di wilayah Lahaina seluas 2.170 hektar, baru dapat diatasi 89 persen pada Rabu (16/8/2023) malam, ungkap akun resmi pemerintahan Maui di Facebook.
Beberapa kebakaran hutan lainnya masih terjadi di Maui, termasuk kebakaran Olinda seluas 1.081 hektar, yang 85 persen dapat diatasi pada hari Rabu, dan kebakaran Kula seluas 202 hektar, yang 80 persen dapat diatasi.
"Kami tersebar tipis, dan kami berada di beberapa lokasi di seluruh pulau," kata Kepala Pemadam Kebakaran Kabupaten Maui, Brad Ventura.
"Tetap saja, jika sesuatu datang, kami siap untuk itu."
Baca juga: Kronologi Kebakaran Hebat di Hawaii AS yang Tewaskan 89 Orang dan Hanguskan Ribuan Rumah
Data Jumlah Korban dan Kerusakan
Berikut jumlah korban dan kerusakan menurut data yang dihimpun Reuters, hingga Jumat (18/8/2023) pukul 03.00 WIB.
Meninggal: Sedikitnya 111 orang
Cedera yang tidak fatal: Setidaknya 20 orang
Hilang: Setidaknya 100 orang
Terlantar: Setidaknya 11.000 orang
Bangunan hancur: Setidaknya 2.200
Area yang terkena dampak: Setidaknya 3.200 hektar
Kerugian akibat properti: $5,5 miliar
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)