Anak berinisial G, yang merupakan korban lainnya, menderita kelumpuhan otak setelah serangan Lucy Letby.
Lucy Letby juga membunuh satu dari dua bayi kembar laki-laki, hanya 90 menit setelah ia memulai shift-nya, seperti diberitakan DailyMail.
Dia menyuntikkan udara ke tubuh satu bayi itu, yang membunuhnya.
Lucy Letby berencana untuk membunuh kembarannya pada keesokan harinya, namun gagal.
Identitas Korban Dilindungi atas Perintah Pengadilan
Perintah pengadilan melindungi identitas anak-anak yang terlibat dalam tuduhan terhadap Letby, termasuk mereka yang meninggal dan selamat di bawah asuhannya.
Polisi menemukan banyak catatan tulisan tangan saat menggeledah rumah Letby selama penyelidikan mereka, termasuk yang berbunyi: "Saya jahat, saya melakukan ini."
"Dia diam-diam menyerang 13 bayi di bangsal neonatal di rumah sakit Countess of Chester antara 2015 dan 2016," kata Layanan Kejaksaan Kerajaan Inggris (CPS) dalam sebuah pernyataan.
"Niatnya adalah untuk membunuh bayi-bayi itu sambil menipu rekan-rekannya agar percaya bahwa ada penyebab kematian yang wajar," kata jaksa penuntut.
Baca juga: 15 Perawat dan Bidan di Rumah Sakit Sentosa Bogor Dinonaktifkan Buntut Kasus Bayi Tertukar
Pascale Jones dari CPS menyebut, tindakan Letby sebagai "pengkhianatan total atas kepercayaan yang diberikan padanya".
"Lucy Letby berusaha untuk menipu rekan-rekannya dan menganggap kerugian yang dia timbulkan tidak lebih dari memperburuk kerentanan setiap bayi yang ada," katanya.
“Di tangannya, zat yang tidak berbahaya seperti udara, susu, cairan – atau obat seperti insulin – akan menjadi mematikan," ucap Jones.
"Dia memutarbalikkan pembelajarannya dan mempersenjatai keahliannya untuk menimbulkan bahaya, kesedihan, dan kematian," imbuhnya.
Kehilangan Bayi