TRIBUNNEWS.COM - Seorang perawat Inggris dinyatakan bersalah membunuh tujuh bayi dan berusaha membunuh enam bayi lainnya di rumah sakit tempat dia bekerja pada tahun 2015-2016.
Dilansir CNN, kasus ini menjadi pembunuh berantai bayi terburuk di negara itu.
Perawat Inggris itu membunuh lima anak laki-laki prematur dan dua bayi perempuan yang baru lahir di unit tempatnya bekerja di rumah sakit Countess of Chester, Inggris.
Lucy Letby (33) melukai bayi-bayi yang dirawatnya dengan menyuntikkan udara ke dalam darah dan perut mereka.
Wanita tersebut, juga memberi bayi-bayi itu susu secara berlebihan.
Tak berhenti di situ, Letby menyerang bayi-bayi itu secara fisik dan meracuni mereka dengan insulin, kata Pengadilan Mahkota Manchester di Inggris utara, lapor Daily Mail.
Baca juga: Populer Internasional: Perawat di Inggris Bunuh 7 Bayi - Donasi Organ Bocah Israel Selamatkan 4 Anak
Pengadilan menjatuhi hukuman seumur hidup kepada Lucy Letby pada Jumat (18/8/2023).
Lucy Letby berusia pertengahan 20-an ketika membunuh bayi-bayi itu antara Juni 2015 hingga Juni 2016.
Dia menyerang korban beberapa saat setelah orang tua atau perawat mereka pergi, lapor The Guardian.
Polisi yakin, Lucy Letby mungkin telah menyakiti lebih banyak bayi selama enam tahun kariernya sebagai perawat anak.
Suntikkan Insulin hingga Hancurkan Diagfragma Korban
Lucy Letby membunuh bayi-bayi itu dengan menyuntikkan insulin dan udara ke tubuh mereka.
Dalam beberapa kasus, ia menghancurkan diafragma korban atau mendorong selang ke tenggorokannya.
Korban lainnya, bayi prematur yang hanya memiliki peluang hidup lima persen setelah Lucy Letby menyerangnya, namun ia dinyatakan tidak bersalah atas tuduhan percobaan pembunuhan itu.
Baca juga: Perawat Inggris Bunuh 7 Bayi dengan Suntikan Insulin, Divonis Penjara Seumur Hidup
Anak berinisial G, yang merupakan korban lainnya, menderita kelumpuhan otak setelah serangan Lucy Letby.
Lucy Letby juga membunuh satu dari dua bayi kembar laki-laki, hanya 90 menit setelah ia memulai shift-nya, seperti diberitakan DailyMail.
Dia menyuntikkan udara ke tubuh satu bayi itu, yang membunuhnya.
Lucy Letby berencana untuk membunuh kembarannya pada keesokan harinya, namun gagal.
Identitas Korban Dilindungi atas Perintah Pengadilan
Perintah pengadilan melindungi identitas anak-anak yang terlibat dalam tuduhan terhadap Letby, termasuk mereka yang meninggal dan selamat di bawah asuhannya.
Polisi menemukan banyak catatan tulisan tangan saat menggeledah rumah Letby selama penyelidikan mereka, termasuk yang berbunyi: "Saya jahat, saya melakukan ini."
"Dia diam-diam menyerang 13 bayi di bangsal neonatal di rumah sakit Countess of Chester antara 2015 dan 2016," kata Layanan Kejaksaan Kerajaan Inggris (CPS) dalam sebuah pernyataan.
"Niatnya adalah untuk membunuh bayi-bayi itu sambil menipu rekan-rekannya agar percaya bahwa ada penyebab kematian yang wajar," kata jaksa penuntut.
Baca juga: 15 Perawat dan Bidan di Rumah Sakit Sentosa Bogor Dinonaktifkan Buntut Kasus Bayi Tertukar
Pascale Jones dari CPS menyebut, tindakan Letby sebagai "pengkhianatan total atas kepercayaan yang diberikan padanya".
"Lucy Letby berusaha untuk menipu rekan-rekannya dan menganggap kerugian yang dia timbulkan tidak lebih dari memperburuk kerentanan setiap bayi yang ada," katanya.
“Di tangannya, zat yang tidak berbahaya seperti udara, susu, cairan – atau obat seperti insulin – akan menjadi mematikan," ucap Jones.
"Dia memutarbalikkan pembelajarannya dan mempersenjatai keahliannya untuk menimbulkan bahaya, kesedihan, dan kematian," imbuhnya.
Kehilangan Bayi
Keluarga korban mengatakan mereka “mungkin tidak pernah benar-benar tahu mengapa ini terjadi.”
"Kehilangan bayi adalah pengalaman yang memilukan yang tidak harus dialami oleh orang tua," kata pernyataan bersama.
Baca juga: Bayi Tertukar di Bogor, 3 Perawat RS Diduga Lalai, Baru Terungkap Setelah Bayi Berusia Satu Tahun
"Tetapi kehilangan bayi atau memiliki bayi yang terluka dalam keadaan tertentu ini tidak terbayangkan," tambah pernyataan itu.
Lucy Letby dibebaskan dari dua dakwaan percobaan pembunuhan dan juri tidak dapat mencapai vonis atas enam dakwaan percobaan pembunuhan lebih lanjut yang berkaitan dengan lima bayi, dilansir The Guardian.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)