Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA – Pemimpin kelompok tentara bayaran Wagner Yevgeny Prigozhin dikabarkan tewas dalam kecelakaan pesawat di utara Moskow pada Rabu (23/8/2023).
Badan Transportasi Udara Federal Rusia telah mengonfirmasi bahwa bos Wagner Yevgeny Prigozhin berada dalam pesawat yang jatuh dan juga ikut menewaskan 10 orang lainnya.
"Penyelidikan telah diluncurkan terhadap jatuhnya pesawat Embraer, yang terjadi di wilayah Tver. Menurut daftar penumpang, di antaranya adalah nama dan nama keluarga Yevgeny Prigozhin," kata badan itu.
Kematian bos Wagner Yevgeny Prigozhin langsung menuai berbagai respon dari sejumlah pemimpin negara.
- Amerika Serikat
Presiden AS Joe Biden mengatakan dia “tidak terkejut” dengan berita bahwa Prigozhin mungkin tewas dalam kecelakaan pesawat di Rusia. “Saya tidak tahu pasti apa yang terjadi, tapi saya tidak terkejut,” kata Biden.
“Tidak banyak hal yang terjadi di Rusia yang tidak diikuti oleh Putin. Tapi saya tidak cukup tahu untuk mengetahui jawabannya.” Sambungnya.
- Ukraina
Ajudan presiden Zelenskiy, Mykhaylo Podolyak mengatakan jatuhnya pesawat tersebut merupakan sinyal dari Kremlin kepada siapa pun yang menunjukkan ketidaksetiaan.
“Penghapusan secara demonstratif Prigozhin dan komando Wagner dua bulan setelah upaya kudeta merupakan sinyal dari Putin kepada elit Rusia menjelang pemilu 2024. Ketidaksetiaan sama dengan kematian," tulis Podolyak di media sosialnya.
Baca juga: Apakah Prigozhin Dibunuh Putin? Ini 3 Skenario di Balik Kematian Bos Wagner
- Estonia
Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas, mengatakan Putin akan “menghilangkan lawan-lawannya dan hal itu membuat takut siapa pun yang berpikir untuk mengungkapkan pendapat yang berbeda dari pendapatnya”.
- Polandia
Menteri Luar Negeri Polandia Zbigniew Rau mengatakan mereka yang mengancam kekuatan Putin tidak akan mati secara alami.
Baca juga: Spesifikasi Jet Embraer-135 yang Bawa Bos Wagner Yevgeny Prigozhin
Menurut Rau, sulit untuk menganggap insiden kematian Prigozhin yang berlawanan dengan Putin sebagai hal yang kebetulan.
"Kebetulan lawan politik yang dianggap Vladimir Putin sebagai ancaman terhadap kekuasaannya tidak mati secara alami," katanya.