TRIBUNNEWS.COM - Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengatakan dia telah memperingatkan pemimpin Wagner Yevgeny Prigozhin dua kali untuk mewaspadai ancaman terhadap nyawanya, lapor The Guardian.
Pada Jumat (25/8/2023), Lukashenko mengatakan bahwa Prigozhin telah dua kali mengabaikan peringatan tentang kemungkinan ancaman tersebut.
"Pertama kali adalah ketika saya menelepon dia dan negosiasi (sedang berlangsung) saat mereka sedang melakukan demonstrasi (pemberontakan) di Moskow,” kata Lukashenko kepada wartawan dalam komentar yang dimuat oleh kantor berita negara Belarusia Belta pada hari Jumat (25/8/2023).
“Saya mengatakan kepadanya: 'Yevgeny, apakah Anda mengerti bahwa Anda akan menghukum rakyat Anda dan binasa sendiri?' ," imbuhnya.
Lukashenko pun memperingatkan bahwa dia akan “mati” jika terus bergerak menuju Moskow.
Menurut Lukashenko, mendengar peringatan tersebut Prigozhin menjawab: “Persetan – saya akan mati.”
Baca juga: Jasad Ditemukan di Lokasi Kecelakaan Pesawat Bos Wagner, Tes Genetika Molekuler sedang Dilakukan
Lukashenko mengatakan peringatan yang kedua kalinya ketika Prigozhin dan Dmitriy Utkin, seorang letnan lama Prigozhin, datang menemuinya.
Tetapi, Lukashenko tidak menyebutkan kapan pertemuan itu berlangsung.
Ia juga menyarankan agar Prigozhin berbicara kepada Putin dan meminta jaminan keamanan penuh di Belarus, Belta melaporkan.
“Saya berkata: 'Jika Anda takut akan sesuatu, saya akan berbicara dengan Presiden (Vladimir) Putin dan kami akan memindahkan Anda ke Belarus. Kami menjamin keamanan penuh bagi Anda di Belarus'," imbuh Lukashenko.
Menurut Belta, Lukashenko mengatakan Prigozhin tidak pernah meminta jaminan keamanan darinya menyusul upaya pemberontakan dua bulan lalu.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-545, Presiden Belarusia: Bos Wagner Abaikan Ancaman terhadapnya
Tes Genetika Molekuler
Rusia mengatakan 10 jenazah dan perekam penerbangan telah ditemukan dari lokasi kecelakaan pesawat yang diduga menewaskan pimpinan Wagner Yevgeny Prigozhin.
“Tes genetika molekuler kini sedang dilakukan,” kata para peneliti, dikutip dari Al Jazeera.