TRIBUNNEWS.COM -- Peperangan di Ukraina yang belum jelas kapan berakhir membuat negeri tersebut bisa bangkrut.
Pasalnya dalam satu hari negerinya Volodymyr Zelensky ini membutuhkan dana sebesar 100 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau Rp 1,52 triliun (kurs Rp 15.248/dolar AS).
Menteri Pertahanan Ukraina Aleksey Reznikov menyebutkan hal tersebut pada Senin (4/9/2023) kepada media pemerintah Ukrinform.
Baca juga: Erdogan Bertemu Putin Bahas Kesepakatan Gandum Laut Hitam, Rusia Akui Terbuka untuk Negosiasi
Pernyataan tersebut menjawab tuduhan para kritikus yang berusaha melengserkannya. Presiden Zelensky sendiri menyatakan akan mengganti Aleksey Reznikov dan segera mengusulkan ke dewan negara itu.
Reznikov menolak tuduhan korupsi dan membela kebijakan pengadaan barang dan jasa kementerian selama masa jabatannya.
Reznikov juga menolak klaim bahwa militer negara tersebut sebagian besar dipasok oleh sukarelawan dan penggalangan dana, dan menyatakan bahwa hal tersebut “tidak adil,” mengingat pemerintah telah menghabiskan sekitar 100 juta dolar AS setiap hari untuk berperang melawan Rusia.
Perwira tinggi ini mengaku tahu semua anggaran yang dikeluarkan untuk perbekalan tentara, baik yang disediakan oleh sukarelawan maupun yang secara resmi disediakan oleh negara.
"Saya dapat memberitahu Anda bahwa pasokan dari sukarelawan mulai 24 Februari 2022 hingga saat ini adalah 3 persen dari total yang digunakan untuk perang,” kata Reznikov.
Reznikov menyatakan bahwa skandal korupsi di kalangan militer dan “label” yang diberikan oleh para kritikus telah membuat takut para pengusaha untuk tidak bekerja sama dengan Kementerian Pertahanan.
“Saya secara rutin bertemu dengan asosiasi-asosiasi besar, berbicara di forum mereka, dan mereka mengatakan: tidak nyaman bagi kami untuk membuat kontrak dengan Kementerian Pertahanan atau lembaga negara lainnya karena lembaga penegak hukum mulai mengganggu kami dan menyita rekening kami,” kata Menhan.
“Di mana pun Anda melihat, semua orang korup, tidak ada orang yang baik di dunia ini,” tambahnya.
Baca juga: Volodymyr Zelensky Copot Menteri Pertahanan Ukraina, Tegaskan Lawan Rusia Perlu Pendekatan Baru
Ia menyebut bahwa para pengkritik kementerian tersebut secara universal melihat aktivitas mereka sebagai “perang salib” melawan “tikus-tikus” dan “koruptor” di dalam kementerian.
Menteri yang akan lengser ini menjabat pada November 2021, tak lama sebelum konflik antara Rusia dan Ukraina pecah.
Masa jabatannya telah dirusak oleh berbagai skandal korupsi, dan kementerian tersebut berulang kali dituduh membeli peralatan dan bahan makanan dari militer dengan harga yang sangat tinggi.