TRIBUNNEWS.COM - Partai Rusia Bersatu, yang dipimpin Presiden Rusia Vladimir Putin, mendapat suara unggul dalam pemilu di 85 wilayah Rusia dan empat wilayah jajahan di Ukraina.
Partai Rusia Bersatu dengan kandidat yang didukung oleh Kremlin diperkirakan akan memenangkan pemilu berdasarkan hasil awal.
Pemungutan suara untuk walikota setempat, badan legislatif lokal, gubernur regional, dewan kota, dan bahkan segelintir anggota majelis rendah parlemen Rusia selesai pada Minggu (10/9/2023).
Pemilu ini diadakan di tengah invasi Ukraina dan penindasan politik terburuk sejak masa Uni Soviet.
Kritik terhadap perang telah dilarang dan sebagian besar kandidat oposisi dilarang, menjadikan pemilu ini hanya sekedar latihan propaganda Kremlin, seperti diberitakan Al Jazeera.
Warga negara semakin terasing dari politik Rusia di tengah penindasan yang terjadi.
Baca juga: Presiden Lula Abaikan Pengadilan Internasional dan Siapkan Karpet Merah Jika Putin Pergi ke Brasil
Para ahli menggambarkan suasana pemilu setenang kuburan.
Pihak berwenang mendirikan tempat pemungutan suara keliling beberapa hari menjelang pemungutan suara di wilayah Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia.
Pemungutan suara di wilayah Ukraina dilakukan lebih awal dan dilakukan di rumah dengan orang-orang bersenjata menemani petugas pemilu di sepanjang jalan.
Orang-orang bersenjata juga hadir di tempat pemungutan suara, seperti diberitakan RFERL.
Pemungutan suara juga dilakukan di Krimea, yang dianeksasi oleh Rusia pada tahun 2014.
Partai Putin Menang di Pemilu Legislatif Lokal
Baca juga: Ukraina Kibarkan Bendera Raksasa di Donetsk saat Rusia Gelar Pemilu di 4 Wilayah Jajahan
Partai Rusia Bersatu yang berkuasa, memenangkan legislatif lokal dan dewan kota.
Sementara itu, gubernur atau kandidat petahana yang didukung Kremlin bersedia dipilih kembali secara umum dengan perolehan suara 70 persen atau lebih.
Di Moskow, Walikota petahana Sergei Sobyanin, seorang loyalis Putin, dinyatakan sebagai pemenang, memimpin dengan 64 persen suara.