Otoritas ambulans Derna mengatakan pada Selasa pagi bahwa 2.300 orang telah meninggal.
Namun jumlah korban kemungkinan akan lebih tinggi, kata Tamer Ramadan, utusan Libya untuk Federasi Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional.
Baca juga: Lagi, Dua Pekerja Migran Indonesia Asal NTB Jadi Korban Kekerasan dan TPPO di Libya
Di hadapan PBB, ia menyebut saat ini setidaknya 10.000 orang masih hilang, sementara 40.000 orang telah mengungsi.
Situasi di Libya "sama buruknya dengan situasi di Maroko," kata Ramadan, mengacu pada gempa mematikan yang melanda dekat kota Marrakesh pada Jumat malam.
(Tribunnews.com/Whiesa)