TRIBUNNEWS.COM - Impor seafood Jepang ke China turun 67,7 persen pada bulan Agustus 2023, kata otoritas Bea Cukai Tiongkok.
Kementerian Pertanian dan Perikanan Jepang mengakui bahwa Tiongkok adalah importir makanan laut terbesar di dunia.
Tahun lalu, negara dengan ekonomi terbesar di Asia ini mengimpor makanan laut senilai $571 juta atau Rp 8.778.582.550.000 dari negara tetangganya, dikutip BBC.
Dikutip dari NHK, merosotnya nilai impor seafood Jepang merupakan dampak dari pembuangan limbah dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima.
Jepang mulai melepaskan satu juta ton air limbah PLTN Fukushima pada tanggal 24 Agustus 2023 kemarin.
Sebenarnya, proses pembuangan ini akan memakan waktu 30 tahun lamanya.
Beberapa jam usai Jepang memutuskan untuk mengizinkan pelepasan 1,18 juta ton air olahan dari PLTN Fukushima, Pemerintah China langsung mengambil tindakan dengan melarang impor seafood dari Negeri Sakura.
Baca juga: Menlu Jepang Mulai Kampanyekan LetScienceTalk, Antisipasi Isu Air Olahan PLTN Daiichi Fukushima
China mengeluarkan larangan impor meskipun Jepang, ilmuwan, hingga pengawas nuklir PBB menyatakan bahwa air limbah tersebut aman.
Tokyo juga menekankan bahwa pelepasan air limbah serupa biasa terjadi di pembangkit listrik tenaga nuklir lainnya di Tiongkok dan Perancis.
Kelompok industri perikanan di Jepang dan wilayah yang lebih luas juga menyatakan keprihatinannya mengenai dampak pelepasan air limbah PLTN Fukushima.
Pemerintah Jepang telah menjanjikan bantuan keuangan untuk industri perikanan.
Semetara perusahaan yang menjalankan pabrik di Fukushima, Tepco, mengatakan pihaknya siap memberikan kompensasi kepada bisnis lokal yang terkena dampak pelepasan tersebut.
PM Jepang Fumio Kishida Makan Ikan Mentah dari Perairan Fukushima
Perdana Menteri (PM) Jepang, Fumio Kishida merekam video yang menunjukkan dirinya dan beberapa pejabat lain makan ikan dari perairan Fukushima, Rabu (30/8/2023).