Vladimir Putin Sesumbar Sanksi Barat Malah Bikin Ekonomi Rusia Makin Kuat
TRIBUNNEWS.COM - Perekonomian Rusia secara nyata telah mampu bertahan dari sanksi dan tekanan Barat.
Hal itu diungkapkan Presiden Rusia, Vladimir Putin pada pertemuan lanjutan Presidium Dewan Negara, Kamis (21/9/2023).
Amerika Serikat dan sekutunya pertama kali menjatuhkan sanksi terhadap negara tersebut pada tahun 2014 sebagai respons terhadap peristiwa di Krimea.
Baca juga: Vladimir Putin: Pendapatan Rusia Kini Dua Kali Lipat dari Aset Negara yang Dirampas Barat
Semenanjung tersebut menjadi bagian dari Rusia setelah referendum, setelah wilayah tersebut menolak mendukung pergantian kepemimpinan yang menggulingkan pemerintahan terpilih Ukraina.
Negara-negara Barat telah meningkatkan tekanan secara signifikan sejak Februari 2022, dengan menerapkan pembatasan yang ketat setelah invasi militer Rusia di Ukraina.
“Pembatasan ini, baik setelah tahun 2014 maupun sekarang, yang diberlakukan pada kami dari luar, merangsang pembangunan. Ya, dalam beberapa kasus mereka memperlambat kita, dalam kasus lain mereka memaksa kita untuk menunda keputusan yang telah diambil sebelumnya… namun, peluang baru tetap muncul,” tegas Putin.
Putin juga mengungkapkan awal pekan ini, PDB negara tersebut telah kembali ke tingkat yang dicapai sebelum penerapan sanksi terkait Ukraina.
Capaian ini, kata sang presiden, penting untuk menciptakan kondisi yang stabil dan pembangunan jangka panjang.
Pemerintah Rusia juga mempertahankan pandangan positif terhadap perekonomian.
Perdana Menteri Mikhail Mishustin memperkirakan bahwa pada tahun 2024, Rusia akan mampu melampaui negara-negara maju lainnya dalam hal pertumbuhan ekonomi.