News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Cerita Korban Ledakan Bom Bunuh Diri di Pakistan: Saya Lihat 25 Mayat, Termasuk Anak Kecil

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kerabat berduka atas kematian korban ledakan di sebuah rumah sakit di Quetta pada 29 September 2023, setelah seorang pembom bunuh diri menargetkan prosesi peringatan Maulid Nabi Muhammad di distrik Mastung.

"Pelaku bom bunuh diri meledakkan dirinya di dalam prosesi tersebut hingga menyebabkan kerusakan maksimum," katanya.

Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas kedua serangan itu.

Korban Terluka Kehilangan Keluarga

Orang-orang melakukan sholat jenazah bagi korban ledakan di distrik Mastung pada 29 September 2023 menyusul serangan bom bunuh diri yang menargetkan prosesi peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. (BANARAS KHAN / AFP)

Baca juga: 4 Orang Tewas dan 22 Terluka akibat 2 Ledakan Bom Terpisah di Balochistan, Pakistan

Di rumah sakit di Quetta, kota terbesar di Balochistan, para penyintas yang nyaris lolos dari kematian sedang menghadapi dampak serangan tersebut.

Korban yang selamat lainnya, Saifullah, kehilangan saudara laki-lakinya dalam ledakan itu.

"Debu dan badai, (itulah) yang saya lihat ketika saya berdiri," kata Saifullah.

Ledakan itu juga menewaskan tujuh anak di lokasi perayaan Maulid Nabi.

"Apakah ini keadilan? Saya kehilangan seorang putra kecil," kata seorang wanita.

"Kami menuntut keadilan dan para teroris harus dihukum," lanjutnya.

Sementara itu, dua wanita berpakaian adat Balochi menemani wanita yang sedang menangis itu.

"Mengapa anak saya menjadi syahid, apa dosanya," katanya.

Umat Muslim mengambil bagian dalam prosesi keagamaan di sepanjang jalan di Lahore Pakistan pada tanggal 28 September 2023, dalam rangka hari lahir Nabi Muhammad. (Arif ALI / AFP)

Beberapa keluarga korban juga menuntut pemerintah untuk memberikan pelayanan medis yang memadai.

"Orang-orang yang kami cintai tidak mendapatkan perawatan yang layak," keluh Maulana Abdul Rasool.

Menurutnya, pihak rumah sakit tidak kooperatif dalam menyediakan layanan kesehatan bagi korban yang terluka.

Provinsi Balochistan dan Khyber Pakhtunkhwa berbatasan dengan Afghanistan.

Dalam beberapa tahun terakhir telah mengalami serangan oleh militan Islam Taliban-Pakistan yang bertujuan untuk menggulingkan pemerintah Pakistan dan menerapkan hukum Islam yang ketat di negara mereka sendiri.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Pakistan

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini