TRIBUNNEWS.COM, ANKARA - Aksi bom bunuh diri menyasar ibu kota Turki, Ankara, Minggu (1/10/2023).
Akibat serangan bom bunuh diri tersebut dikabarkan menyebabkan dua polisi terluka.
Bom bunuh diri tersebut terjadi di depan Kementerian Dalam Negeri Turki.
Dilansir dari Aljazera dua pelaku bom bunuh diri tersebut tewas.
Satu palaku tewas karena meledakan diri. Satu lainnya tewas setalah terlibat baku tembak dengan polisi.
"Salah satu teroris meledakkan diri dan satu teroris lain dinetralisir," kata Menteri Dalam Negeri Turki Ali Yerlikaya melalui platform X (dulu bernama Twitter), Minggu.
Baca juga: Bank Sentral Turki Kembali Kerek Suku Bunga Jadi 30 Persen untuk Redam Inflasi
"Dalam baku tembak, dua aparat polisi kami mengalami sedikit cedera. Saya mendoakan para pahlawan kami itu pulih secepat mungkin," lanjutnya.
Yerlikaya menyebut para pelaku memasuki kompleks pemerintahan menggunakan sebuah kendaraan komersial.
Polisi pun menutup akses ke pusat kota Ankara akibat kejadian ini.
Terpisah, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan teroris "tidak akan pernah bisa" menghancurkan perdamaian di Turki.
Baca juga: Mayang Akui Chattingan dengan Sultan Turki yang Melamarnya, Masih Pertimbangkan Mahar 20 Unta
Pernyataan tersebut disampaikan Erdogan ketika berpidato membuka tahun legislatif baru di gedung parlemen Turki, dekat tempat kejadian perkara bom bunuh diri.
Erdogan menyebut aksi bom bunuh diri tersebut "napas terakhir terorisme."
Presiden Turki itu menekankan pentingnya solidaritas untuk menghadapi terorisme.
Erdogan menegaskan Turki akan terus melawan terorisme hingga teroris terakhir di dalam atau luar negeri dihabisi.