TRIBUNNEWS.COM - Slovakia menuduh Rusia ikut campur dalam pemilihan parlemen baru-baru ini.
Pemerintah Slovakia memanggil pejabat kedutaan Rusia pada Senin (2/10/2023), menyusul pernyataan direktur dinas intelijen luar negeri Rusia tentang "campur tangan" Amerika Serikat (AS) di negara tersebut.
“Kami menganggap misinformasi yang sengaja disebarluaskan sebagai campur tangan Federasi Rusia dalam proses pemilu di Republik Slovakia tidak dapat diterima,” kata Kementerian Luar Negeri Slovakia dalam sebuah pernyataan.
Partai populis, Smer-SD, yang dipimpin oleh mantan perdana menteri Slovakia, Robert Fico, memperoleh 23 persen suara pada Sabtu (30/9/2023).
Robert Fico mengalahkan partai Progresif Slovakia yang berhaluan tengah dengan perolehan 18 persen.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan sebelum pemilu, kepala intelijen luar negeri Rusia, Sergei Naryshkin, menyebut Slovakia Progresif sebagai "proksi AS".
Ia mengatakan AS telah meningkatkan campur tangan dalam situasi politik dalam negeri di Slovakia, dikutip dari RFE RL.
Baca juga: Siapa Robert Fico, Pemimpin Baru Slovakia yang Pro-Rusia dan Ancam Hentikan Dukungan ke Ukraina?
Slovakia Panggil Dubes Rusia
Kementerian Luar Negeri Slovakia memanggil pejabat kedutaan Rusia, sebagai tanggapannya pada Senin (2/10/2023).
Mereka meminta Rusia untuk menghentikan aktivitas disinformasi yang ditujukan ke Slovakia.
“Kementerian memprotes keras pernyataan palsu intelijen Rusia, yang mempertanyakan integritas pemilu yang bebas dan demokratis di Slovakia,” kata pernyataan itu.
Sementara itu, Rusia menolak tuduhan yang dilontarkan pemerintah Slovakia.
“Tidak seperti beberapa sekutu Slovakia saat ini, kami tidak ikut campur dalam urusan dalam negeri negara lain dan kami tidak terlibat dalam pergantian rezim,” kata Kedutaan Besar Rusia di Bratislava seperti dikutip kantor berita Rusia, RIA Novosti.
AS juga merespons tuduhan Rusia yang menyebut negaranya ikut campur dalam pemilu Slovakia.