News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ketua DPR AS Kevin McCarthy Dipecat Lewat Voting, Pertama Kali dalam Sejarah AS

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua DPR AS, Kevin McCarthy (R-CA). Kevin McCarthy dipecat oleh anggotanya lewat voting. Hal ini merupakan pertama kali terjadi selama 234 tahun sejarah AS.

TRIBUNNEWS.COM - Ketua DPR AS, Kevin McCarthy dipecat lewat sebuah voting lantaran dianggap berkhianat dengan bekerjasama dengan Partai Demokrat.

Dikutip dari Reuters, pemecatan semacam ini menjadi pertama kali dalam sejarah sejak 234 tahun.

Berdasarkan voting yang dilakukan, ada delapan anggota DPR dari partainya sendiri, yakni Partai Republik dan 208 anggota dari Partai Demokrat menginginkan agar McCarthy dipecat.

Adapun delapan anggota DPR dari Partai Republik yang ingin McCarthy dipecat adalah Andy Biggs, Ken Buck, Tim Burchett, Eli Crane, Matt Gaetz, Bob Good, Nancy Mace, dan Matt Rosendale.

Menanggapi hal ini, McCarthy mengungkapkan bahwa ia tidak akan mencalonkan diri lagi sebagai anggota DPR AS.

"Saya berjuang atas apa yang saya percaya. Saya percaya dapat melanjutkan perjuangan saya tetapi dengan cara berbeda," katanya.

Pasca pemecatan terhadap McCarthy, DPR AS kemungkinan tidak akan memiliki ketua hingga seminggu ke depan lantaran anggota Partai Republik berencana bertemu pada Selasa (10/10/2023).

Baca juga: Anggota DPR AS Dibegal Dekat Kantornya, Mobil Dibawa Kabur, Polisi Buru Pelaku

Kemudian, mereka baru bakal menggelar voting untuk memilih Ketua DPR baru pada Rabu (11/10/2023).

Sementara itu, voting pemecatan terhadap McCarthy dilakukan oleh tokoh konservatif sayap kanan Partai Republik, Matt Gaertz.

Dikutip dari CNN, Matt Gaertz menganggap McCarthy telah membuat banyak janji tetapi berakhir kalah.

Ketidaksukaan terhadap McCarthy tidak hanya dirasakan oleh Partai Republik tetapi juga Partai Demokrat.

Hal tersebut buntut McCarthy dianggap telah mengingkari kesepakatan dengan Presiden AS, Joe Biden terkait batasan pengeluaran belanja negara yang telah disepakati awal tahun 2023.

Di sisi lain, perselisihan terjadi hanya dua hari setelah DPR dan Senat meloloskan kebijakan agar mencegah penutupan pengeluaran pemerintah dengan memperpanjang pendanaan bagi federal hingga pertengahan November 2023.

Kalangan konservatif pun marah lantaran peluang melakukan pemotongan anggaran besar-besaran menjadi sia-sia.

Masih dikutip dari CNN, sudah ada empat kandidat yang digadang menjadi pengganti McCarthy sebagai Ketua DPR yaitu Pemimpin Mayoritas DPR AS, Tom Emmer; politisi Partai Republik perwakilan Oklahoma, Kevin Hern; politisi konservatif Partai Republik Jim Jordan; dan sejawat Tom Emmer, Steve Scalise.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini