1. 7 selongsong peluru kaliber .22 yang ditembakkan.
2. Tiga butir peluru kaliber 5,56 terdapat bekas pin tembak.
3. 1 butir amunisi kaliber .45.
4. Selongsong peluru senapan, tembakan, 5 selongsong.
5. 2 selongsong peluru kaliber .357 ditembakkan.
6. 1 selongsong senjata 9 mm, ditembakkan.
7. Peluru 9 mm, siap pakai, 49 butir peluru.
8. 1 pistol BB
9. Majalah modifikasi, 1 buah
10. Lembar target pemotretan kertas (sasaran airsoft) 1 lembar
Baca juga: Kemlu: Tak Ada Korban WNI dalam Penembakan di Siam Paragon Thailand, WNI Diminta Tenang dan Waspada
Permasalahan Senjata
Penembakan massal memang jarang terjadi di Thailand, meski kekerasan senjata dan kepemilikan senjata merupakan hal yang biasa.
Aturan mengenai kepemilikan sangat ketat, namun senjata api dapat dimodifikasi dan diperoleh secara ilegal, banyak yang diselundupkan dari luar negeri.
Kekerasan itu terjadi tiga hari setelah peringatan pertama kematian 35 orang, termasuk 22 anak-anak di taman kanak-kanak di kota timur laut Thailand, dalam serangan senjata dan pisau selama berjam-jam yang dilakukan oleh seorang mantan polisi yang kemudian menembak dirinya sendiri hingga tewas.
Baca juga: Update Penembakan Massal di Mall Siam Paragon Thailand, 2 Orang Tewas, Pelaku Alami Gangguan Mental
Dikutip dari CNA, di tahun 2020, seorang tentara menembak dan membunuh sedikitnya 29 orang dan melukai 57 lainnya dalam amukan yang terjadi di empat lokasi di sekitar kota timur laut Nakhon Ratchasima.