News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penembakan di Thailand

Pelaku Penembakan di Mal Thailand Derita Gangguan Mental dan Hadapi 5 Dakwaan Serius

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nanda Lusiana Saputri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelaku penembakan di Siam Paragon Mall, Bangkok, Thailand ditangkap polisi setelah menyerah, Selasa (3/10/2023). (Thai Police)

TRIBUNNEWS.COM - Pihak kepolisian Thailand mengatakan, pelaku penembakan di mal Siam Paragon, Bangkok ternyata memiliki gangguan mental.

Saat melakukan aksinya, pelaku yang berusia 14 tahun itu ternyata tidak meminum obat yang diresepkan.

Pihak penyelidik saat ini tengah berencana untuk menyelidiki latar belakang bocah tersebut, dan berencana untuk berbicara dengan teman-temannya.

"Kami harus menyelidiki tersangka apakah dia pernah melakukan kekerasan dan agresif sebelumnya," kata Kepala Polisi Jenderal Torsak Sukvimol, dikutip dari CNA.

"Tersangka mengalami gangguan psikologis dan cocok dengan profil penembak aktif," lanjut Torsak.

Menurut Torsak, bocah tersebut mengatakan dirinya telah mendengar sesuatu seperti suara yang menyuruhnya untuk menembak.

Baca juga: Penembakan di Mall Siam Paragon Thailand, Pelaku Sempat Chat Teman, Kirim Foto Peluru

"Awalnya saya berbicara dengannya untuk menenangkannya."

"Dia sepertinya mendengar seseorang berbicara kepadanya, dia mendengar sesuatu, ada suara yang katanya menyuruhnya untuk menembak," ungkap Torsak.

Hadapi 5 Dakwaan

Pelaku penembakan di mal Siam Paragon ini bakal menghadapi lima dakwaan terkait aksinya.

Komandan Polisi Daerah 6, Mayjen Pol Nakarin Sukonthawit membeberkan dakwaan terhadap pelaku.

Tangkapan layar dari video UGC yang diposting oleh pengguna @D.weii_ di X, sebelumnya dikenal sebagai Twitter, pada 3 Oktober 2023 menunjukkan orang-orang berlarian keluar dari pusat perbelanjaan Siam Paragon di Bangkok pada 3 Oktober 2023, setelah insiden penembakan di mal. Tiga orang tewas dan empat lainnya luka-luka dalam penembakan di pusat perbelanjaan Bangkok pada 3 Oktober, dan pelaku penembakan ditangkap oleh polisi. (Handout / X @D.weii_ / AFP)

Baca juga: Dunia Hari Ini: Polisi Thailand Menangkap Remaja Terkait Penembakan di Siam Paragon

Kelima dakwaan tersebut, yaitu membunuh orang lain dengan direncanakan terlebih dahulu; percobaan pembunuhan; kepemilikan senjata api tanpa izin; membawa senjata api ke kota, desa, atau tempat umum tanpa izin; dan menembakan senjata api di kota, desa, atau tempat umum tanpa izin.

Dikutip dari sanook, orang tua pelaku mengaku tidak mengetahui dari mana putranya itu memiliki senjata api.

"Saya belum tahu semua barang tersebut dari mana. Karena ia merupakan anak laki-laki seperti biasa," kata orang tua pelaku.

Diketahui pihak kepolisian telah menyita sebanyak 10 barang bukti berupa:

1. 7 selongsong peluru kaliber .22 yang ditembakkan.

2. Tiga butir peluru kaliber 5,56 terdapat bekas pin tembak.

3. 1 butir amunisi kaliber .45.

4. Selongsong peluru senapan, tembakan, 5 selongsong.

5. 2 selongsong peluru kaliber .357 ditembakkan.

6. 1 selongsong senjata 9 mm, ditembakkan.

7. Peluru 9 mm, siap pakai, 49 butir peluru.

8. 1 pistol BB

9. Majalah modifikasi, 1 buah

10. Lembar target pemotretan kertas (sasaran airsoft) 1 lembar

Baca juga: Kemlu: Tak Ada Korban WNI dalam Penembakan di Siam Paragon Thailand, WNI Diminta Tenang dan Waspada

Permasalahan Senjata

Pelaku penembakan di Siam Paragon Mall, Bangkok, Thailand ditangkap polisi setelah menyerah, Selasa (3/10/2023). (Thai Police) (thai police)

Penembakan massal memang jarang terjadi di Thailand, meski kekerasan senjata dan kepemilikan senjata merupakan hal yang biasa.

Aturan mengenai kepemilikan sangat ketat, namun senjata api dapat dimodifikasi dan diperoleh secara ilegal, banyak yang diselundupkan dari luar negeri.

Kekerasan itu terjadi tiga hari setelah peringatan pertama kematian 35 orang, termasuk 22 anak-anak di taman kanak-kanak di kota timur laut Thailand, dalam serangan senjata dan pisau selama berjam-jam yang dilakukan oleh seorang mantan polisi yang kemudian menembak dirinya sendiri hingga tewas.

Baca juga: Update Penembakan Massal di Mall Siam Paragon Thailand, 2 Orang Tewas, Pelaku Alami Gangguan Mental

Dikutip dari CNA, di tahun 2020, seorang tentara menembak dan membunuh sedikitnya 29 orang dan melukai 57 lainnya dalam amukan yang terjadi di empat lokasi di sekitar kota timur laut Nakhon Ratchasima.

Penembakan terbaru ini terjadi ketika pemerintah baru berusaha menstimulasi perekonomian yang terpuruk dengan meningkatkan kedatangan wisatawan di salah satu tempat wisata paling populer di Asia, termasuk dengan menawarkan akses bebas visa kepada warga negara Tiongkok.

Dinobatkan sebagai tempat yang paling banyak difoto di dunia oleh Instagram pada tahun 2013, Siam Paragon adalah mal paling terkenal di Thailand, menarik banyak pembeli domestik dan asing setiap hari ke toko-toko kelas atas, akuarium, bioskop, dan tempat makan di food court.

Perdana Menteri Thailand, Srettha Thavisin menyampaikan belasungkawa atas kematian tersebut dalam pidato pembukaan di acara teknologi yang diselenggarakan oleh Siam Paragon, yang dibuka kembali untuk bisnis pada hari Rabu.

Tiongkok adalah pasar penting bagi industri pariwisata Thailand, menyumbang seperempat dari rekor jumlah pengunjung yang mencapai hampir 40 juta orang pada tahun 2019 sebelum pandemi.

Baca juga: Mirip di Amerika, Penembakan Massal Kerap Terjadi di Thailand, Ini Penyebabnya

Kedutaan Besar Tiongkok di Bangkok menyatakan penyesalannya atas insiden tersebut.

Pihaknya mengatakan Srettha telah memanggil duta besarnya untuk memberikan jaminan penyelidikan menyeluruh.

Selain itu, pemanggilan ini untuk "memperkuat manajemen keselamatan publik guna menawarkan lingkungan yang dapat diandalkan dan aman bagi orang-orang Tiongkok yang bepergian ke Thailand".

(Tribunnews.com/Whiesa)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini