Namun, Hakim Engoron mencatat kalau tidak ada yang meminta persidangan dengan adanya juri.
Pernyataan hakim itu menimbulkan pertanyaan terhadap tim hukum Trump yang seharusnya meminta juri.
"Trump menoleh ke pengacara pembela Alina Habba di sebelah kirinya untuk mengajukan keluhan sambil mengerang keras (reporter ini hanya bisa mendengar kata-kata 'tidak ada juri!') lalu mengangkat tangannya dan menggelengkan kepalanya," kata Pagliery.
"Mantan presiden itu kemudian menghela nafas kesal dan merosot ke depan sambil merenggangkan jas biru tua miliknya," tulis deskripsi Pagliery dalam tulisannya.
Kesaksian Memberatkan dan Pengkhianatan
Tiga hari terakhir adalah masa yang sulit bagi Trump dan timnya, yang berdebat dengan Hakim Engoron.
Pada hari Selasa, hakim menegur pengacara Trump karena datang terlambat setelah istirahat.
Hakim Engoron juga mengeluarkan perintah 'bungkam' pada hari itu yang melarang Trump mendiskusikan anggota stafnya setelah Trump menyerang salah satu panitera hukumnya di media sosial.
Pada hari Rabu, mantan akuntan lama Trump, Donald Bender, mengambil sikap, memberikan kesaksian yang memberatkan terhadap Trump Organization.
Kesaksian itu dapat dianggap sebagai pengkhianatan mengingat hubungan dekat antara kedua pria tersebut.
Kesaksian Bender yang diucapkan dengan lembut (suara pelan) tampaknya membuat Trump marah.
Mantan presiden tersebut mengeluh karena tidak dapat mendengar Bender, sambil merentangkan tangannya dan menunjuk ke telinganya saat Bender berbicara.
(oln/*thenewyorktimes/thedailybeast/NW/*)