News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Inggris Klaim Rusia Susun Rencana Sabotase Pelayaran Sipil di Laut Hitam

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Endra Kurniawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Cengkeraman Rusia pada pasokan pangan global semakin kencang setelah dua perusahaan besar, yakni Cargill Inc. dan Viterra mengumumkan akan menghentikan pembelian biji-bijian dari negara tersebut.

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Inggris, James Cleverly menuduh Rusia melakukan "penargetan berbahaya terhadap pelayaran sipil".

Rusia diduga berencana menyabotase kapal tanker sipil yang memuat gandum Ukraina di pelabuhan Laut Hitam.

Selain itu, Inggris menyebut bahwa Moskow juga berupaya memasang ranjau laut di wilayah tersebut.

Inggris kemudian menguraikan taktik yang kemungkinan dipakai Rusia dalam serangan itu.

Berdasarkan informasi intelijen yang tidak diklasifikasikan, Inggris mengatakan Rusia tidak ingin secara gamblang menyerang kapal dagang yang menggunakan koridor kemanusiaan dengan rudal, melainkan mencoba menghancurkannya secara diam-diam.

"Lalu, Rusia akan menyalahkan Ukraina atas hilangnya kapal untuk menghindari tanggung jawab," terang Kementerian Luar Negeri Inggris.

Baca juga: Inggris Tuding Rusia Siapkan Ranjau Untuk Hancurkan Kapal Dagang Ukraina di Laut Hitam

(FILES) Kapal MV Brave Commander pertama yang disewa PBB memuat lebih dari 23.000 ton biji-bijian untuk diekspor ke Ethiopia, di Yuzhne, sebelah timur Odessa di pantai Laut Hitam, pada 14 Agustus 2022. Ketua Uni Eropa Ursula von der Leyen mengecam tindakan Rusia mengumumkan keluar pada 17 Juli 2023 dari kesepakatan ekspor biji-bijian Ukraina dan mencap langkah itu "sinis". "Saya mengutuk keras langkah sinis Rusia untuk menghentikan Inisiatif Butir Laut Hitam," cuitnya. (OLEKSANDR GIMANOV / AFP)

Inggris mengaku mengumumkan hal ini kepada publik demi mencegah Kremlin melaksanakan rencana tersebut.

"Dunia sedang menyaksikan dan kita melihat upaya sinis Rusia untuk menyalahkan Ukraina atas serangan mereka," kata Cleverly.

Inggris menuturkan ingin bekerja sama dengan Ukraina dan negara lain untuk meningkatkan keselamatan pelayaran dagang, dilansir Reuters.

Di saat bersamaan, Inggris mengakui ancaman dari Rusia masih sangat tinggi.

Sejak Rusia menarik diri dari inisiatif biji-bijian pada bulan Juli, kapal-kapal pengangkut gandum Ukraina berada di bawah ancaman.

Para ahli mengatakan Rusia punya kemampuan untuk memasang ranjau laut di dekat pelabuhan Laut Hitam.

Dengan mengerahkan tiga kapal selam kelas Kilo, 24 ranjau bisa dengan mudah diangkut.

Baca juga: Imbas Perselisihan Gandum, Polandia Ogah Kirim Senjata Lagi ke Ukraina

Cengkeraman Rusia pada pasokan pangan global semakin kencang setelah dua perusahaan besar, yakni Cargill Inc. dan Viterra mengumumkan akan menghentikan pembelian biji-bijian dari negara tersebut. (Bloomberg)

Bulan lalu, Inggris juga menuduh Rusia menargetkan kapal kargo sipil di pelabuhan Laut Hitam pada 24 Agustus.

Moskow mengklaim serangan itu digagalkan oleh pertahanan Ukraina.

Rusia telah banyak menargetkan pelabuhan dan gudang biji-bijian Ukraina sejak bulan Juli.

Kremlin telah menghancurkan sekitar 300.000 ton biji-bijian, jumlah yang cukup, menurut Kementerian Luar Negeri Inggris, “untuk memberi makan lebih dari 1,3 juta orang selama setahun”.

Sebelum dimulainya perang, Ukraina menyumbang 8-10 persen ekspor gandum global dan 10-12 persen ekspor jagung dan jelai.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini