TRIBUNNEWS.COM - Israel Selatan wilayah paling terdampak oleh serangan darat kelompok militan Palestina Hamas.
Sejumlah permukiman di wilayah tersebut sempat dikuasai oleh Hamas selama 17 jam. Be’eri, dekat Kota Ofakim, salah satunya.
Sabtu, (7/10/2023) pagi, ratusan kelompok militan Hamas yang menyeberang dari dekat Jalur Gaza, jadi mimpi buruk.
Ratusan warga sipil dan puluhan tentara Israel terbunuh dalam serangan itu.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu murka hingga mendeklarasikan perang terhadap Hamas.
Bagi sebagian besar warga Israel, peristiwa di Be’eri menunjukkan betapa lemahnya militer Israel mengantisipasi serangan.
Pasukan Hamas bertahap menguasai seluruh kibbutz (permukiman) Be'eri, yang berpenduduk 1.200 jiwa dan menjadikannya desa terbesar dari 25 desa yang membentuk Dewan Regional Eshkol.
Sejumlah anggota dewan regional Eshkol dibunuh. Beberapa diyakini telah diculik dan dibawa ke Jalur Gaza.
Baca juga: Menara Palestina di Gaza Hancur Dihantam Rudal Israel, Terekam Siaran Langsung Jurnalis Al Jazeera
“Mereka berjalan di sekitar Be’eri seolah-olah merekalah pemilik tempat itu,” Haim Jelin, seorang penyintas sekaligus mantan anggota parlemen serta mantan ketua Dewan Regional Eshkol, mengatakan kepada Radio Angkatan Darat, seperti dikutip Times of Israel.
Menurut dia, militan Hamas menembak tanpa pandang bulu, menculik siapa pun yang mereka bisa, dan membakar rumah-rumah penduduk.
Penduduk yang ketakutan melarikan diri. Namun, sebagian gagal.
Jelin menyebut apa yang terjadi di Be’eri sebagai “pembantaian.”
Dia mengatakan tidak mempunyai data pasti mengenai korban jiwa, korban selamat, korban penculikan atau orang hilang di Be’eri.
Namun, yang ia tahu serangan ini merupakan bagian dari serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh ratusan pasukan bersenjata Hamas.