TRIBUNNEWS.COM - Setidaknya 300 warga sipil dan 25 tentara Israel tewas akibat serangan mendadak yang dilancarkan kelompok militan Palestina Hamas, Sabtu, (7/10/2023).
Hamas tak hanya melancarkan serangan dengan roket, tapi juga mendatangi rumah-rumah mencari warga sipil Israel dan mengeksekusi mereka.
Kondisi seperti itu belum pernah terjadi di bagian selatan negara tersebut.
Israel langsung merespons dengan serangan balasan lewat udara ke Jalur Gaza.
Hampir 256 warga Palestina terbunuh demikian laporan Aljazeera.
Baca juga: Hamas Tembaki Penonton Konser di Gurun Pasir Perbatasan Israel-Gaza, Ratusan Orang Lari Kocar-kacir
Sementara yang terluka sejauh ini berdasarkan data yang dipegang pejabat kesehatan Palestina, berjumlah 1800 orang. Ada 120 orang di antaranya anak-anak.
Hingga kini situasi belum terkendali. Peperangan masih berlanjut.
Dikutip Aljazeera, situasi tersebut jadi semacam peringatan bagi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa ini akan menjadi perang yang panjang dan sulit.
Berikut situasi yang terjadi, pada Minggu 8 Oktober 2023.
Tercatat 2,3 juta warga Palestina di Jalur Gaza terkepung. Mereka menghabiskan malam dalam suasana dalam gelap dan mencekam.
Seragan udara Israel memutus aliran listrik di wilayah pesisir Jalur Gaza.
Serangan Israel juga meratakan bangunan tempat tinggal, termasuk menara 14 lantai, yang menampung puluhan apartemen serta kantor Hamas di pusat Kota Gaza.
Tentara Israel mengatakan pasukannya menyerang rumah kepala intelijen Hamas di Jalur Gaza.
Netanyahu menjanjikan “balas dendam hebat” dengan menghancurkan kekuatan Hamas.