News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Eks Presiden Rusia Salahkan AS soal Eskalasi Militer Israel vs Hamas Palestina

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev menyalahkan AS atas eskalasi militer Israel dan Hamas Palestina.

TRIBUNNEWS.COM - Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, menyatakan kebijakan luar negeri Amerika Serikat (AS) patut disalahkan atas eskalasi militer terbaru antara Israel dan Hamas Palestina.

Ia mengatakan AS seharusnya menyalurkan energinya untuk memastikan perdamaian abadi di Timur Tengah namun memilih fokus pada Ukraina.

Mantan Presiden Rusia itu mengomentari eskalasi militer Israel dan Hamas Palestina yang dimulai pada Sabtu (7/10/2023) dengan serangan Hamas ke Israel.

Menurutnya, kejadian ini tidak dapat diprediksi.

“Inilah yang seharusnya ditangani oleh Washington dan sekutunya,” jelasnya di saluran Telegram-nya, Minggu (8/10/2023).

Dmitry Medvedev menambahkan konflik Israel-Palestina telah berlangsung selama beberapa dekade dan AS menjadi pemain kunci di sana.

"Alih-alih melakukan hal itu, orang-orang bodoh ini malah terlibat di wilayah kita dan secara aktif membantu neo-Nazi, mengadu domba dua orang dekat satu sama lain,” lanjutnya.

Baca juga: Israel Balas Serangan Hizbullah di Lebanon setelah Dukung Hamas Palestina

Medvedev mengatakan AS telah memicu berbagai konflik di seluruh dunia, yang bukan wilayah AS.

Ia menyimpulkan, sepertinya hasrat AS tersebut akan padam jika terjadi perang saudara di wilayah AS sendiri.

Eskalasi Militer Israel vs Hamas Palestina

Orang-orang yang berdiri di atap menyaksikan bola api dan asap membubung di atas sebuah bangunan di Kota Gaza pada 7 Oktober 2023 saat serangan udara Israel yang menghantam gedung Menara Palestina. (AFP/MAHMUD HAMS)

Baca juga: Kerusakan di Gaza akibat Serangan Balasan Israel: Menara 14 Lantai Kini Rata dengan Tanah

Pada Sabtu (7/10/2023) pagi, Hamas Palestina melancarkan serangan besar-besaran terhadap Israel, menembakkan ribuan rudal dan menembus pagar perbatasan.

Hamas Palestina berhasil menguasai beberapa kota Israel yang berbatasan dengan daerah Jalur Gaza.

Setidaknya 600 warga Israel tewas , termasuk 44 tentara, dan lebih dari 2.000 orang terluka, media Israel melaporkan.

Di pihak Palestina, setidaknya 313 warga Palestina tewas, termasuk 20 anak-anak, dan hampir 2.000 orang terluka akibat serangan udara di Gaza sejak Sabtu (7/10/2023), dikutip dari The Guardian.

NEW YORK, NEW YORK - 20 SEPTEMBER: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri) tiba untuk menghadiri kesempatan berfoto bersama Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres di Markas Besar PBB pada 20 September 2023 di New York City. (KENA BETANCUR / GETTY IMAGES AMERIKA UTARA / Getty Images via AFP)

Baca juga: Panik, Tentara Israel Siapkan Evakuasi Pemukim Yahudi di Dekat Gaza

Dalam pidatonya, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan negaranya sedang berperang.

Dia juga bersumpah musuh akan membayar harga yang belum pernah mereka ketahui sebelumnya.

Seorang juru bicara IDF mengungkapkan pertempuran sedang berlangsung, dengan pejuang Hamas Palestina masih ada di berbagai lokasi.

Sementara itu, angkatan udara Israel telah melakukan serangan udara ke Jalur Gaza.

Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, menegaskan rakyat Palestina mempunyai hak untuk membela diri terhadap apa yang ia gambarkan sebagai teror pemukim dan pasukan pendudukan.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Rusia dan Ukraina

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini