TRIBUNNEWS.COM - Pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) yang ditempatkan di sepanjang perbatasan selatan Lebanon diminta untuk tetap di posisi.
Para pasukan UNIFIL ini diminta untuk memanfaatkan "mekanisme penghubung dan koordinasi untuk menurunkan ketegangan".
Permintaan ini muncul setelah UNIFIL mengkonfirmasi adanya baku tembak antara Hizbullah di Lebanon dengan Israel.
UNIFIL mendeteksi beberapa roket yang ditembakkan dari tenggara Lebanon menuju Israel, diikuti oleh tembakan artileri dari Israel menuju Lebanon.
Dikutip dari The Times of Israel, Hizbullah telah melepaskan tembakan ke posisi Israel di kawasan Gunung Dov yang disengketakan di sepanjang perbatasan.
UNIFIL mengatakan pihaknya melakukan kontak dengan pihak berwenang di kedua sisi perbatasan di semua tingkatan "untuk mengatasi situasi dan menghindari eskalasi yang lebih serius".
Baca juga: Hizbullah Bikin Israel Tambah Mendidih Tembaki Perbatasan Dengan Mortir
"Kami menjalin kontak dengan pihak berwenang di kedua sisi Jalur Biru, di semua tingkatan, untuk mengatasi situasi ini dan menghindari eskalasi yang lebih serius," kata UNIFIL melalui akun X mereka.
"Pasukan penjaga perdamaian kami tetap pada posisi dan tugas mereka. Mereka terus bekerja, beberapa dari tempat penampungan demi keselamatan mereka," lanjutnya.
Jet Tempur Israel Targetkan Kepala Intelijen Hamas
Angkatan Udara Israel mengatakan jet tempurnya telah menyerang "kompleks milik kepala departemen intelijen di Hamas".
Pesawat-pesawat Israel telah menyerang sejumlah sasaran di Jalur Gaza sejak militan menyeberang ke wilayah Israel pada hari Sabtu.
Baca juga: Mengenal Hamas, Kelompok Muslim Mayoritas di Palestina yang Perang dengan Israel
Pihak berwenang Palestina mengatakan lebih dari 250 orang telah tewas.
"Beberapa waktu lalu, jet tempur IAF menyerang kompleks milik kepala departemen intelijen organisasi teroris Hamas. IAF saat ini terus menyerang sasaran teror di Jalur Gaza." tulis Angkatan Udara Israel melalui X.
Sumpah Israel
Kekhawatiran akan invasi darat besar-besaran ke Gaza semakin meningkat setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu berjanji untuk mengubah daerah kantong Palestina yang terkepung menjadi "pulau terpencil".
Janji tersebut muncul setelah orang-orang bersenjata dari Hamas, yang menguasai Gaza, mengamuk di kota-kota Israel dan membunuh sedikitnya 250 orang pada hari Sabtu.
Baca juga: Prabowo Subianto Pimpin Ratas Bahas Kondisi Perang Palestina-Israel, Urung Hadiri Acara di Jaksel