News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Bos Intelijen Ukraina Akui Serangan Balasan ke Rusia Gagal, Perang Israel Bikin Kiev Menderita

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang tentara Ukraina berpartisipasi dalam latihan tembakan kosong, bersama dengan instruktur dari Kompi Distrik ke-12 Penjaga Rumah Norwegia 'Hegra', bagian dari Operasi Gungne, di mana instruktur Norwegia melakukan pelatihan awal dengan metode tempur standar NATO untuk meningkatkan kemampuan militer Ukraina, pada 25 Agustus 2023, di utara Trondheim, Norwegia. Operasi Gungne Norwegia adalah bagian dari Operasi Interflex, sebuah inisiatif Inggris untuk membantu membangun kekuatan militer Ukraina melalui pelatihan di Inggris. (Jonathan NACKSTRAND / AFP)

Bos Intelijen Ukraina Akui Serangan Balasan ke Rusia Gagal, Kiev Menderita Kalau Perang Israel Berlangsung Lama

TRIBUNNEWS.COM - Kepala Direktorat Intelijen Utama Kiev, Kirill Budanov mengakui kalau serangan balasan Ukraina ke wilayah pendudukan Rusia tidak berjalan sesuai jadwal dan rencana.

Kirill Budanov menyatakan hal tersebut dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Ukrainskaya Pravda yang diterbitkan pada Kamis (12/10/2023).

Baca juga: Cuma 12 Orang, Pasukan Siluman Ukraina yang Jalan Kaki Acak-acak Satu Peleton Tentara Rusia

Menurut kepala divisi mata-mata tersebut, Angkatan Bersenjata Ukraina tidak hanya terlambat dari jadwal tetapi juga telah benar-benar keluar dari rencana setelah beberapa hal tidak berjalan semulus yang diharapkan Kiev.

Dia menolak untuk menjelaskan apa sebenarnya arti “keluar dari jadwal” dan menyilakan untuk menarik kesimpulannya sendiri.

Sebelumnya, Budanov mengatakan dalam sebuah wawancara dengan media yang sama pada bulan Februari bahwa Kiev memiliki setiap peluang untuk mengakhiri konflik Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung tahun ini.

Namun kini, dia mengakui gambaran itu telah berubah.

Dia tidak merinci alasan spesifiknya, dan menyatakan kalau sebagian besar penjelasan mengenai hal ini adalah rahasia negara.

MENYERAH - Tangkap layar video yang diklaim menunjukkan sebanyak 17 prajurit Ukraina menyerah ke tentara Rusia di Donetsk, Sabtu (7/10/2023). Para prajurit Ukraina itu disebut diperintahkan komandan mereka untuk mempertahankan posisi tapi tanpa perbekalan amunisi. (Tangkap Layar @RT_Russia/Telegram)

Perang Israel Bikin Kiev Menderita

Secara terpisah, Budanov juga mengatakan kepada Ukrainskaya Pravda kalau kelanjutan pasokan senjata dan bantuan lainnya kepada tentara Ukraina berpotensi terhambat oleh konflik yang berkepanjangan di Timur Tengah.

Perang yang dia maksud mengacu pada eskalasi baru-baru ini antara Israel dan pejuang Hamas Palestina di Gaza.

“Jika konflik tersebut dibatasi waktunya hingga beberapa minggu, maka pada prinsipnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” kata Budanov.

“Namun, jika situasi ini berlarut-larut, cukup jelas bahwa akan ada beberapa masalah dengan fakta bahwa pasokan senjata dan amunisi tidak hanya diperlukan untuk Ukraina,” tambah kepala mata-mata tersebut.

Dia menambahkan kalau potensi perang global makin besar secara cukup cepat.

Masalah dengan serangan balasan Ukraina, yang dilancarkan awal Juni ini dan dipuji sebagai titik balik bagi Kiev, sebelumnya juga diakui oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tiba untuk menghadiri KTT Komunitas Politik Eropa di Palacio de Congreso di Granada, Spanyol selatan pada 5 Oktober 2023. Upaya Eropa untuk membangun tujuan geopolitik bersama membawa empat lusin pemimpinnya ke Granada, namun kredibilitasnya menurun. pukulan ketika presiden Azerbaijan menjauh. (Thomas COEX / AFP)

Bulan lalu, ia mengumumkan bahwa operasi tersebut melambat karena superioritas udara Rusia dan menyalahkan pendukung Barat di Kiev karena gagal memasok senjata yang diperlukan bagi pasukan Ukraina.

Pejabat militer Barat juga menyatakan bahwa pertahanan Rusia terbukti lebih tangguh dari yang diharapkan.

Kepala Staf Pertahanan Inggris, Tony Radakin, bulan lalu mengakui bahwa konflik Rusia-Ukraina dapat berlangsung “beberapa waktu” dan bahwa ekspektasi Barat mengenai apa yang dapat dicapai oleh pasukan Kiev dalam waktu dekat harus “disesuaikan.”

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin pekan lalu mengumumkan bahwa militer Ukraina telah kehilangan sebanyak 90.000 tentara sejak melancarkan serangan balasan pada bulan Juni.

Meskipun gagal mencapai kemajuan signifikan, Kiev dilaporkan juga kehilangan hampir 1.900 kendaraan lapis baja dan sekitar 557 tank, menurut presiden.

(oln/RT/UP/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini