TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Militer Israel terus menghujani wilayah Gaza dengan serangan udara. Yang terbaru, Israel mengebom Rumah Sakit Arab al-Ahli di Gaza dan menewaskan sedikitnya 500 orang Palestina.
Rumah sakit tersebut selama ini merawat dan melidungi ratusan warga Palestina saat terjadi serangan udara Israel.
Tentara Israel mengebom rumah sakit tersebut yang dipenuhi warga Palestina yang terluka dan orang lain yang mencari perlindungan.
Pengeboman rumah sakit ini merupakan kekejaman Israel yang paling buruk selama konfliknya dengan Palestina.
Sejumlah foto dan rekaman video dari Rumah Sakit Arab al-Ahli di Kota Gaza menunjukkan api melalap aula fasilitas tersebut, pecahan kaca dan bagian tubuh berserakan di halaman rumah sakit.
Pada saat serangan dahsyat terjadi pada hari Selasa, rumah sakit yang dikelola warga Anglikan menyediakan perawatan dan perlindungan bagi ratusan warga Palestina yang terluka dan terlantar akibat perang 11 hari Israel di daerah kantong yang terkepung tersebut.
Foto dan video yang diperoleh Middle East Eye menunjukkan paramedis dan warga bergegas merawat korban luka, dan puluhan anak-anak menjadi korban. Di sekeliling mereka di rerumputan ada selimut, ransel sekolah, dan barang-barang lainnya.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan melalui saluran Telegramnya bahwa rumah sakit tersebut telah menerima ancaman dari Israel untuk melakukan pembersihan atau dibom.
Pada konferensi pers Selasa malam, Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, rumah sakit tersebut diberi jaminan oleh Gereja Inggris bahwa rumah sakit tersebut aman untuk melanjutkan operasinya.
Jurnalis Middle East Eye sudah menghubungi Gereja Inggris untuk dimintai tanggapan namun tidak memperoleh jawaban hingga berita ini diterbitkan.
Beberapa rumah sakit di Kota Gaza telah menjadi tempat perlindungan bagi orang-orang yang berharap mereka terhindar dari pemboman setelah Israel memerintahkan seluruh penduduk kota dan sekitarnya untuk pindah ke Gaza selatan.
Pekan lalu, tentara Israel mengatakan kepada beberapa rumah sakit bahwa mereka hanya punya waktu beberapa jam untuk mengungsi, dan memperingatkan bahwa jika mereka tidak mematuhi mereka akan dibom.
Doctors Without Borders (MSF), yang telah berulang kali mengecam pemberitahuan peringatan tersebut, mengatakan mereka “terkejut” dengan serangan hari Selasa, dan menyebutnya sebagai “pembantaian.”
“Tidak ada yang bisa membenarkan serangan mengejutkan terhadap rumah sakit dan banyak pasien serta petugas kesehatan, serta orang-orang yang mencari perlindungan di sana. Rumah sakit bukanlah target. Pertumpahan darah ini harus dihentikan. Cukup sudah," sebut MSF.
Baca juga: Jubir Brigade Al-Qassam: Hamas Janji Bebaskan Semua Tahanan Asing Jika Israel Setop Bombardir Gaza