Rekaman yang disiarkan dari lapangan oleh Al Jazeera menunjukkan api besar melanda gedung bertingkat itu, dengan banyak korban bercak darah dan puing-puing berserakan di mana-mana.
Rumah sakit tersebut dilaporkan diserang tanpa peringatan sebelumnya.
Rumah sakit tersebut diserang sekitar pukul 19.30 waktu setempat.
Tempat itu penuh dengan orang-orang yang terluka dalam serangan Israel, serta warga sipil yang mencari perlindungan.
Menurut salah satu dokter di RS tersebut, Dr Ghassan Abu Sittah mengatakan saat itu sedang melakukan operasi.
“Kami sedang melakukan operasi di rumah sakit, terjadi ledakan kuat, dan langit-langit ruang operasi runtuh. Ini adalah pembantaian,” kata Dr Ghassan Abu Sittah, dikutip dari The Guardian.
Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan sedikitnya 500 orang tewas dalam ledakan tersebut, dikutip dari AlJazeera.
Sejauh ini, angka tersebut merupakan angka kematian tertinggi dari setiap insiden di Gaza selama perang antara Israel dan Hamas saat ini.
Kementerian mengatakan ratusan korban lainnya masih berada di bawah reruntuhan.
Hamas mengatakan ledakan itu sebagian besar menewaskan para pengungsi.
Terletak di Gaza tengah, rumah sakit Al Ahli tersebut menjadi tempat pengungsian bagi ribuan warga Palestina.
Mereka berharap terhidar dari pemboman setelah Israel memerintahkan seluruh penduduk kota dan sekitarnya untuk mengungsi ke Jalur Gaza selatan.
Ambulans dan mobil pribadi membawa sekitar 350 korban ledakan al-Ahli ke rumah sakit utama di Kota Gaza, al-Shifa.
Direktur rumah sakit, Abu Selmia mengatakan rumah sakit tersebut membutuhkan tempat tidur, obat-obatan dan kebutuhan lainnya.