Indonesia juga berkomitmen menurunkan the experienced-based food insecurity prevalence (FIES) dan inflasi pangan.
Selain itu juga menurunkan prevalensi stunting pada anak di bawah 5 tahun ke level terendah dalam lebih dari dua dekade, dari 24,4 persen pada tahun 2021 menjadi 21,6 persen pada tahun lalu.
Poin ketiga terkait transformasi agrifood systems yang memerlukan investasi untuk kapasitas penelitian, data, inovasi, dan teknologi.
UKP RI Mardiono mengatakan Indonesia mengapresiasi dukungan berbagai pihak dan mengajak mitra di tingkat regional dan global untuk berkolaborasi konkret mulai dari sisi produksi, penguatan kelembagaan, peningkatan kapasitas petani, hingga pendanaan bersama.
“Banyak lagi hal yang dapat dilakukan. Salah satunya adalah peningkatan kerja sama antar Rome- Based Agencies pada tingkat lokal dan nasional,” katanya.
UKP RI Mardiono menekankan bahwa Indonesia siap untuk melanjutkan kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan CFS guna mempercepat upaya menuju sistem pertanian pangan yang lebih tangguh dan berkelanjutan.
CFS adalah organisasi yang menjadi platform antar pemerintah dan multi-pemangku kepentingan yang mendukung ketahanan pangan dan gizi.
Oleh karena itu CFS diharapkan mampu memastikan inklusivitas dan mendengarkan semua pihak, khususnya terkait kepentingan, prioritas dan kapasitas nasional.