TRIBUNNEWS.COM, Roma - Utusan Khusus Presiden (UKP) RI Bidang Kerja sama Pengentasan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan Muhammad Mardiono berbicara dalam forum The 51st Session of the Committee on World Food Security (CFS) di Roma, Italia, pada 23 Oktober 2023.
Dalam pertemuan CFS untuk agenda bertajuk Coordinated Policy Responses to the Global Food Crisis and The State of Food Security and Nutrition in the World (SOFI) 2023: Urbanization, agrifood systems transformation and healthy diets across the rural–urban continuum, UKP RI Mardiono menggunakan kesempatan itu untuk menyerukan dukungan terhadap perdamaian.
UKP RI Mardiono mengatakan pembahasan soal pangan sangat strategis, bahkan The State of Food Security and Nutrition in the World (SOFI) 2023 juga menggarisbawahi tren yang mengkhawatirkan sebagai dampak dari berbagai krisis global saat ini.
Menurut Mardiono, di tengah krisis pangan global saat ini, banyak warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, menderita akibat serangan di Gaza.
“Pada kesempatan ini, izinkan saya sekali lagi menegaskan bahwa Indonesia mengutuk keras agresi yang terus-menerus dilakukan Israel di Jalur Gaza dan seluruh wilayah pendudukan di Palestina,” katanya.
Ia menggunakan forum tersebut untuk menyuarakan bahwa Indonesia menyerukan agar perang dan kekerasan segera dihentikan untuk menghindari bertambahnya korban jiwa.
Seiring dengan itu ia juga meminta adanya jaminan seluas-luasanya untuk akses terhadap makanan bergizi, aman, memadai, dan sehat serta hak atas air dan hak atas pembangunan bagi seluruh warga Palestina.
UKP RI tidak ingin ada perang yang menyebabkan akses pangan terkendala apalagi sampai terjadi kerawanan atau kelaparan yang menimpa penduduk.
Di dunia ini, tahun lalu saja, 1 dari 10 orang mengalami kerawanan pangan. Jika tren ini berlanjut maka tujuan mengakhiri kelaparan pada tahun 2030 (SDG 2) sulit akan tercapai.
Pada kesempatan yang sama, Mardiono mengusung tiga isu terkait sistem pangan pertanian termasuk transformasi sistem pangan, status ketahanan pangan dan gizi, serta transformasi agrifood systems di Indonesia dalam forum The 51st Session of the Committee on World Food Security (CFS) di Roma, Italia, pada 23 Oktober 2023.
”Hal pertama, sistem pangan pertanian harus bersifat holistik, saling terkait, dan multisektoral, sehingga tata kelolanya harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan dengan sinergi kebijakan di tingkat lokal, regional, dan nasional,” kata Mardiono.
UKP RI Mardiono menekankan tentang transformasi sistem pangan Indonesia yang bertujuan untuk menciptakan sistem pangan yang bergizi, inklusif, adil, berkelanjutan dan kuat, serta dibangun oleh sistem pangan lokal berdasarkan potensi lokal.
“Dalam penanganan krisis pangan, pemerintah Indonesia fokus pada perlindungan kelompok rentan, termasuk keluarga petani dan nelayan, melalui dukungan stabilisasi pasar dan perlindungan sosial,” katanya.
Kemudian isu kedua terkait upaya Indonesia yang selama ini telah mencapai kemajuan penting dalam peningkatan status ketahanan pangan dan gizi. Indonesia dapat menjamin ketersediaan pangan bagi 273 juta masyarakat Indonesia dan meningkatkan akses terhadap pangan yang lebih bergizi, aman, memadai, dan sehat.