Upaya sebelumnya untuk menyerang Gaza dan menghancurkan jaringan terowongan Hamas pada tahun 2014 mengakibatkan peperangan perkotaan yang memaksa IDF mundur setelah dua minggu memaksa masuk.
Pensiunan Letkol IDF Dr. Mordechai Kedar, yang bertugas selama 25 tahun di intelijen militer IDF dengan spesialisasi wacana politik Arab dan merupakan dosen di Universitas Bar-Ilan di Tel Aviv, mengatakan pada Rabu (25/10/2023), membanjiri Gaza adalah cara efektif dan murah.
“Pasti akan lebih murah untuk menggali sebuah terowongan beberapa ratus meter, yang akan mengalirkan air dari laut daripada mengeluarkan sejumlah peraturan yang diperlukan untuk menghancurkan jaringan terowongan Hamas di kota tersebut," kata dia.
“Ini akan jauh lebih murah dan lebih aman karena ketika kota ini menjadi danau, tidak akan ada lagi yang seperti semula,” katanya.
“Saya tidak tahu apa yang Israel persiapkan untuk terowongan ini, apakah itu bom atau air atau apa pun,” kata Kedar.
Terowongan Hamas Punya Kedalaman Puluhan Meter
Namun, dia menjelaskan kemungkinan penggunaan bom atau penyaluran air laut untuk menghancurkan jaringan terowongan Hamas.
“Dengar, saya benar-benar tidak tahu apa yang dimiliki Israel. Namun, menurut saya, setiap hari Israel menerima muatan amunisi dari Amerika Serikat. Mungkin muatan ini atau muatan itu berisi beberapa ribu bom yang seharusnya mengenai terowongan ini. Saya tidak tahu apa yang mereka miliki," kata dia menganalisis cara IDF untuk menghancurkan terowongan.
Dia menekankan, terowongan Hamas adalah sebuah jaringan rumit yang punya kedalaman puluhan meter di bawah permukaan tanah.
"Dan perhatikan, beberapa terowongan sangat dalam, misalnya kedalaman 30 meter, yang merupakan bangunan sepuluh lantai. Ini sangat mendalam. Dan saya tidak tahu apa spesifikasi bom tersebut, dan saya tidak tahu apakah bom tersebut ada di dalam muatan,” ujarnya.
Namun, mengenai masalah banjir di kota tersebut, Kedar mencatat kalau Gaza kemungkinan besar berada di bawah permukaan laut, sehingga lebih mudah untuk mengangkut air ke kota tersebut.
“Itu semua tergantung pada kuantitas air yang bisa kita bawa ke kota Gaza. Menurut beberapa data yang saya baca, kota ini sebenarnya berada di bawah permukaan laut. Jika ini benar, maka tidak akan sulit untuk mengalirkan air dari laut ke kota," katanya.
"Begitu kota itu tertutup air, air itu akan turun ke dalam tanah karena tanahnya sangat berpasir, dan tampaknya semua terowongan akan terendam banjir, dan siapa pun yang berada di dalam terowongan ini harus berenang keluar atau dikubur di sana selamanya,” kata dia.
(oln/sptnk/*)