“Itu sangat menakutkan karena kami tidak terbiasa melihat mereka (pejuang Hamas) di Israel,” katanya.
Atzmoni bertugas di militer negaranya selama tiga tahun, antara 2010 dan 2013, sebagai bagian dari wajib militer Israel.
Saat itu, dia secara spontan mengungkapkan kepada rekan-rekannya. Mereka mendukungnya.
Tentara Israel Pelindung LGBTQ +
Azmotovi mengatakan dia yakin IDF adalah pelindung demokrasi Israel dan hak-hak LGBTQ+, dan bendera tersebut mewakili hal tersebut.
Di Gaza, aktivitas seksual sesama jenis adalah kejahatan sangat berat.
Hubungan sesama jenis antara laki-laki dilarang di Gaza dan dapat dihukum hingga 10 tahun penjara berdasarkan Pasal 152(2) Ordonansi KUHP Mandat Inggris tahun 1936, yang masih berlaku di Gaza, menurut Human Dignity Trust.
Tetapi di Israel, kaum LGBTQ+ justru membuat kemajuan dalam hak dan perlindungan selama enam dekade terakhir.
Hal itu termasuk mengakui pernikahan sesama jenis yang dilakukan di luar negeri pada tahun 2006 dan mengadopsi anak melalui ibu pengganti pada tahun 2020.
Kementerian Pertahanan Israel baru-baru ini secara resmi mengakui hak pasangan sesama jenis atas manfaat yang sama seperti keluarga tentara IDF lainnya yang tewas, menurut The Times of Israel.
"Namun hal tersebut dicapai dengan susah payah," menurut Azmotovi.
"Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu menghabiskan lima tahun terakhir mencoba untuk mempertahankan kekuasaan, berbohong kepada mitra moderatnya, dan akhirnya membentuk koalisi paling sayap kanan dalam sejarah Israel tahun lalu, katanya.
Dalam prosesnya, katanya, Netanyahu membiarkan partai-partai ultra-religius berkuasa dan mengoyak tatanan masyarakat, sehingga mengadu domba kelompok minoritas dan warga Israel.
“Kami merasa sangat cemas karena sekarang, lebih dari sekedar minoritas gender, kami adalah minoritas politik,” katanya, merujuk pada kritik dari para menteri.
Di Israel, suara publik terbelah soal kaum LGBTQ + ini.