TRIBUNNEWS.COM - Presiden Iran, Ebrahim Raisi mengatakan, pemboman Israel di Gaza mungkin memaksa semua orang untuk bertindak.
Pernyataan itu setelah Israel mengintensifkan serangan terhadap wilayah Gaza sejak kelompok Hamas menyerbu perbatasan pada Sabtu (7/10/2023).
Iran yang secara finansial dan militer mendukung Hamas, memuji serangan yang terjadi pada 7 Oktober itu.
Namun, Iran bersikeras bahwa mereka tidak terlibat dalam serangan tersebut.
“Kejahatan rezim Zionis telah melewati garis merah, dan ini mungkin memaksa semua orang untuk mengambil tindakan,” ujar Ebrahim Raisi di X, Minggu (29/10/2023), dilansir The Hindu.
Baca juga: Perwira Militer Israel Terluka Parah di Dalam Gaza, Al Qassam Menyusup ke Garis Belakang Tel Aviv
Ebrahim Raisi kemudian menyinggung soal Amerika Serikat (AS) yang meminta Iran tidak ikut campur, tapi malah memberi dukungan kepada Israel.
“Washington meminta kami untuk tidak melakukan apa pun, namun mereka tetap memberikan dukungan luas kepada Israel,” katanya.
“AS mengirim pesan ke Poros Perlawanan namun menerima respons yang jelas di medan perang,” tambah dia.
Tank Israel Mencapai Pinggiran Kota Gaza
Diberitakan Al Jazeera, tank-tank Israel telah mencapai pinggiran Kota Gaza dan memotong jalan utama dari utara ke selatan Jalur Gaza yang terkepung.
Sumber-sumber Palestina mengatakan, tank-tank Israel melakukan serangan menuju Jalan Salah al-Din, di tengah-tengah wilayah Kota Gaza, jaraknya sekitar 3 km (1,8 mil) dari pagar Gaza.
Baca juga: Desak Gencatan Senjata di Gaza, Bella Hadid Tulis Surat Terbuka untuk Presiden Joe Biden
Bentrokan hebat dilaporkan terjadi di daerah tersebut, Senin (30/10/2023).
“Mereka memotong jalan Salah al-Din dan menembaki kendaraan apa pun yang mencoba melewatinya,” ujar seorang warga kepada AFP, Senin.
Israel dalam beberapa kesempatan telah memperingatkan 1,1 juta orang yang tinggal di Gaza utara, termasuk Kota Gaza, untuk menuju ke selatan.
Peringatan Israel itu guna menghindari serangan militer seiring dengan misi mereka untuk menghancurkan Hamas.