Arce menyatakan solidaritasnya terhadap rakyat Palestina setelah pertemuan hari Senin dengan Duta Besar Palestina untuk Bolivia Mahmoud Elalwani.
“Kita tidak bisa tinggal diam dan terus membiarkan penderitaan rakyat Palestina, terutama anak-anak, yang berhak hidup damai. Kami mengutuk kejahatan perang yang dilakukan di Gaza,” tulis Arce di media sosial usai pertemuan.
Mantan presiden Bolivia yang berpengaruh, Evo Morales, yang pernah bersekutu dengan Arce namun kini berbalik menentangnya, memuji keputusan pemerintah untuk memutuskan hubungan, meski mengatakan bahwa keputusan tersebut belum cukup.
“Bolivia harus menyatakan negara Israel sebagai negara teroris dan mengajukan pengaduan ke Pengadilan Kriminal Internasional,” tulis Morales di media sosial.
Serukan Hentikan Pembantaian di Gaza
Seruan global meningkat untuk segera menghentikan pembantaian Israel di Jalur Gaza, Palestina.
Korban kemanusiaan di Palestina telah memicu kekhawatiran global.
Menanggapi tragedi kemanusiaan yang sedang terjadi di Gaza Palestina, Bolivia memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel.
Kelompok-kelompok bantuan dan PBB memperingatkan waktu hampir habis.
Karena banyak dari 2,4 juta penduduk di wilayah tersebut tidak mempunyai akses terhadap makanan, air, bahan bakar dan obat-obatan.
Ahli bedah melakukan amputasi di lantai rumah sakit tanpa anestesi, dan anak-anak dipaksa minum air asin, kata Jean-Francois Corty, wakil presiden Medecins du Monde, yang memiliki 20 staf di lapangan dikutip dari AFP.
Pada sebuah pemakaman di Gaza selatan, para pelayat yang berlinang air mata menggendong jenazah kerabat mereka yang dibungkus kain kafan putih sebelum menguburkannya dengan tangan kosong.
“Kami meminta dunia menunjukkan simpati kepada anak-anak untuk menghentikan pembantaian ini,” kata Yusef Hijazi, kakek salah satu korban, kepada AFP.
Ketika sekutu paling setia Israel pun menyuarakan keprihatinan mengenai krisis kemanusiaan ini, badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan bantuan yang ada tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan yang “belum pernah terjadi sebelumnya”.