TRIBUNNEWS.COM- Citra satelit yang dirilis pada tanggal 1 November menunjukkan skala kehancuran di Kamp Pengungsi Jabalia di Gaza.
Setelah serangan udara Israel di Jabalia pada tanggal 31 Oktober.
Gambar-gambar tersebut, yang dirilis oleh Maxar Technologies, menunjukkan bangunan-bangunan yang hancur dengan cekungan yang terbentuk di Jabalia setelah serangan tersebut.
Aktivitas lintas batas di perbatasan Rafah meningkat, di mana warga sipil mulai meninggalkan Gaza menuju Mesir.
Serangan Israel di Kamp Jabalia, sebuah kamp pengungsi di Gaza Utara, mengakibatkan ratusan orang terbunuh sebagian lagi terluka, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Rombongan pengungsi pertama meninggalkan Gaza saat Israel kembali menyerang Kamp pengungsi Jabalia pada Rabu (1/11/2023).
Kelompok pengungsi pertama meninggalkan Gaza menuju Mesir.
500 pengungsi, terdiri dari warga negara asing yang terluka parah dan akan dievakuasi selama beberapa hari, dan 200 pengungsi sudah menunggu di perbatasan.
Sementara itu, pada hari yang sama, kamp pengungsi Jabalia dibom untuk kedua kalinya.
Kantor Hak Asasi Manusia PBB menyatakan kekhawatiran serius bahwa ini adalah serangan tidak proporsional yang dapat dianggap sebagai kejahatan perang.
Sekelompok pengungsi yang terluka dari Gaza telah mencapai Mesir.
Berdasarkan kesepakatan yang memungkinkan beberapa orang asing dan orang-orang yang terluka parah untuk meninggalkan wilayah tersebut.
Evakuasi tersebut menyusul pengeboman lainnya di Gaza setelah serangan udara Israel menghantam kamp pengungsi.
Setidaknya 400 pemegang paspor asing diperkirakan akan melewati perbatasan Rafah dan memasuki Mesir pada hari Rabu 1 November 2023.
Penduduk yang terluka dan orang asing mengungsi dari Gaza ke Mesir pada Rabu (1 November).